KEDIRI – Peringatan Hari Guru Sedunia yang jatuh hari ini, 5 Oktober 2020 berlangsung senyap. Sesenyap nasib guru berstatus honorer yang kerap luput dari perhatian pemerintah.
Gaji minimal dengan kerja maksimal seperti takdir guru hononer di Indonesia. Peringatan Hari Guru Sedunia yang didedikasikan untuk mereka tak mampu mengubah nasib pahlawan tanpa tanda jasa itu. “Tak sedikit dari kami yang nyambi jadi tukang parkir atau ojek untuk menyambung hidup,” kata Yusuf Bambang Argianto, pengurus Persatuan Guru Honorer Republik Indonesia (PGHRI) kepada Bacaini.id, Senin 5 Oktober 2020.
Yusuf mengisahkan, perjuangan guru tidak tetap di Kota Kediri untuk memperbaiki nasib masih jauh panggang dari api. Upaya untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil kandas setelah Peraturan Pemerintah No. 49 yang menyatakan tidak ada pengangkatan guru honorer menjadi PNS terbit.
Satu-satunya harapan untuk memperbaiki status adalah berharap pada PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Saat ini beberapa guru tidak tetap yang terjaring PPPK tahap 1 sudah mulai menerima SK. Yusuf berharap PPPK tahap 2 diprioritaskan untuk GTT dengan usia di atas 35 tahun. “Karena batas usia ikut tes CPNS adalah 35 tahun, yang berarti GTT usia di bawahnya lebih berpeluang,” harap Yusuf.
Lebih jauh guru SDN Setono Pande Kota Kediri ini mengisahkan, masih banyak rekan-rekannya yang berjibaku memenuhi kebutuhan keluarga. Dia sendiri sudah mengabdi selama 11 tahun dengan status honorer. Selain Yusuf, ada guru honorer lainnya yang menyandang status sama selama 40 tahun.
Status tersebut secara langsung berdampak pada pendapatan mereka setiap bulan. Alhasil, untuk menutupi kekurangan itu, tak jarang guru honorer di Kediri yang terpaksa nyambi jadi tukang parkir dan tukang ojek. Beberapa guru yang bernasib mujur bisa mengajar les di lembaga bimbingan atau privat. “Namun kesempatan memberi les saat ini juga tertutup karena pandemi,” keluh Yusuf.
Meski mengeluhkan sikap pemerintah yang tak kunjung mengangkat derajat mereka, namun Yusuf mengaku sangat mencintai profesinya. Para guru honorer ini bahkan sudah memiliki keterikatan dengan murid mereka. Terlebih bagi guru sekolah dasar yang berperan penting membentuk pondasi dan karakter anak.
“Saya yakin pemerintah akan terus melakukan perbaikan. Tanpa adanya guru, pendidikan akan lumpuh,” pungkas Yusuf. (Novira Kharisma)