Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Kemarau panjang membawa berkah tersendiri bagi petani tembakau di wilayah Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Musim kemarau membuat petani tembakau berhasil panen dengan harga lumayan tinggi. Sebelumnya, ratusan hektar tanaman tembakau gagal panen (puso) akibat musim penghujan.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tulungagung Suyanto mengatakan, pada kemarau ini 40 persen dari 1.040 hektar lahan bertanaman tembakau telah panen.
“Lahan tembakau yang sudah panen mencapai 431 hektare atau 699 Ton tembakau kering. Tanaman tembakau yang dipanen ini kebanyakan dari tembakau yang bisa selamat saat musim hujan kemarin,” ujar Suyanto kepada wartawan Senin (23/10/2023).
Pada musim penghujan sebelumnya, yakni bulan Juli 2023, lahan seluas 116 hektar bertanaman tembakau di Tulungagung, gagal panen. Tidak sedikit petani yang mengalami kerugian besar.
Dari laporan yang diterima dinas pertanian, untuk tanaman berusia 1 bulan tanam petani menderita kerugian hingga Rp70 juta.
“Setiap lahan tembakau itu bisa rugi Rp 70 Juta jika mengalami puso. Dan kemarin itu, tanaman tembakau yang puso masih usia 1 bulan tanam,” terangnya.
Kendati demikian, selama berlangsungnya musim penghujan masih ada tanaman tembakau yang selamat. Tidak sedikit petani yang kembali menanam tembakau. Di wilayah Tulungagung luas lahan tembakau mencapai 1.040 hektar.
Lahan tembakau menyebar di wilayah Kecamatan Pakel, Boyolangu, Gondang dan Sumbergempol.
Jika musim kemarau masih bertahan lama, menurut Suyanto potensi panen raya tembakau di Tulungagung bisa mencapai 1.768 ton. Bagi petani tembakau hal itu kabar bagus karena harga mengalami kenaikan.
Tembakau campuran kering yang semula Rp 50 ribu, kini naik hingga Rp 90 ribu per kg. Sedangkan tembakau polos kering dari harga Rp 80-90 ribu per kg naik menjadi Rp 135 ribu per kg.
Tembakau asal Tulungagung rata-rata dikirim ke Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Jawa Tengah hingga luar Jawa. Sebagian besar atau 60 persen tembakau beredar di pasar tradisional. Sedangkan 40 persen selebihnya masuk ke pabrik.
“Naiknya harga tembakau disebabkan karena stok tembakau yang sedikit akibat puso yang terjadi saat musim hujan kemarin,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Solichan Arif