JOMBANG – Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Jombang harus memutar otaknya untuk bisa bertahan di tengah hantaman kenaikan harga kedelai. Sebagian memilih menghentikan usahanya sebagian mensiasati dengan mengurangi bentuk ukuran.
Seperti salah satu pengrajin sekaligus penjual tahu, Sudirman, warga Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro ini contohnya, ia memilih menutup sementara usahanya. Menurutnya kenaikan harga kedelai mencapai Rp 9.300 rupiah perkilogram membuat usahanya tidak bisa mengambil untung sama sekali. “Daripada rugi kita terpaksa menghentikan usaha sementara sampai harga stabil lagi,” ujarnya kepada Bacaini.id.
Dia mengatakan, usaha yang ditekuninya sejak lama ini telah berhenti beroperasi sementara sejak empat hari yang lalu. Pada saat normal dan beroperasi, sebanyak 20 pekerja menggantungkan penghasilannya dari usaha tahu ini. Setiap hari home industry ini memproses 1,5 ton kedelai menjadi tahu siap dipasarkan.
Karena tidak ingin puluhan pekerjanya kehilangan penghasilan Sudirman mengaku akan kembali menjalankan pabrik tahu miliknya, meskipun harga kedelai belum turun. Hanya saja agar kerugiannya tidak terlalu besar, ukuran tahu akan dikurangi. Jika sebelumnya dari 65 potong setiap cetakan menjadi 70 potong setiap cetakan. “Yang penting ini jalan dulu,” katanya.
Tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan Sudirman. Yunus salah satu perajin tempe asal Diwek, Jombang, memilih tetap melanjutkan usahanya karena tidak ada pekerjaan lain selain memproduksi tempe. Untuk mensiasatinya dirinya juga memperkecil ukuran tempe dari ukuran harga normal. “Caranya yang memang diperkecil sedikit ukurannya,” ucapnya.
Terkait komplain dari para pelanggan, Yunus memastikan para langganannya mengerti kondisi kenaikan harga kedelai import yang tinggi. Sehingga mereka tidak menunda membeli tempe meskipun ukurannya agak berbeda.
Lebih lanjut Yunus berharap pemerintah mengerti kondisi para perajin tempe dan tahu. Sebab jika harga kedelai tetap tinggi, sedangkan harga pasar tidak bisa dinaikkan banyak perajin makanan dengan bahan baku kedelai akan gulung tikar. Perajin minta agar pemerintah segera turun tangan untuk menurunkan harga kedelai pada harga yang normal.
“Semoga badai kenaikan harga ini bisa segera teratasi dan tidak menyebabkan perajin kelimpungan,” pungkasnya.
Penulis : Syailendra
Editor : Karebet