Bacaini.id, KEDIRI – Naiknya harga kapas di pasar dunia mempengaruhi hasil produski sejumlah sentra tenun ikat di Kota Kediri. Perajin tenun ikat terpaksa menaikkan harga kain mengikuti harga kapas yang diprediksi masih akan terus naik.
Kondisi yang terjadi sejak awal tahun 2022 hingga bulan Juli lalu memaksa perajin di sentra tenun ikat melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga jual. Karena tentu saja, harga kapas dunia yang terus naik juga berdampak pada harga benang.
Salah satu perajin tenun ikat asal Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Siti Rokhayah mengatakan dirinya harus meningkatkan harga jual kain tenun ikat produksinya.
“Sebelumnya, harga lima kilogram benang itu Rp780 ribu, sekarang ini sudah sampai satu juta rupiah,” ujar Siti kepada Bacaini.id, Rabu, 3 Agustus 2022.
Untuk menghindari kerugian, perajin pun menaikkan harga kain tenun ikat yang semula seharga Rp180 ribu per lembar kain berukuran 2,5 meter, kini dijual dengan harga Rp200 ribu. Sedangkan untuk kain sarung dijual dengan harga Rp300 ribu dan paling mahal Rp650 ribu untuk jenis kain sutra.
Meski demikian, menurut Siti, naiknya harga kain hingga saat ini masih belum mempengaruhi permintaan pelanggan. Dengan dibantu 115 karyawan, usaha tenun ikat miliknya masih bisa memproduksi hingga 100 lembar kain per hari, baik untuk baju maupun sarung.
“Permintaan masih stabil, karena tenun ikat khas Kediri ini punya segmen pasar sendiri. Tapi kemungkinan harga bahan dan barang jadinya masih bisa naik lagi,” pungkasnya.
Penulis: Novira