Bacaini.id, BATU – Di Kota Batu terdapat sebuah bangunan legendaris yang sudah berdiri sejak zaman kolonial. Bangunan tua itu ternyata adalah kuburan orang Belanda, seorang tuan tanah yang tinggal dan tewas di sana semasa penjajahan.
Kuburan itu dikenal dengan nama Makam Dinger. Bangunan khas Belanda yang berada di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji tersebut telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya Kota Batu.
Bangunan yang hanya menyisakan mouloseum dan sebuah jembatan itu sempat mangkrak tak terawat. Fisiknya mulai keropos, temboknya kusam hingga diselimuti semak belukar yang cukup tinggi.
Sejumlah data menyebutkan, pemilik bangunan tua itu bernama Graf Jan Dinger, seorang Meneer Belanda yang meninggal dunia pada tahun 1917. Hal itu diketahui dari angka yang tersemat pada pahatan di bagian atas pintu bangunan bertuliskan ‘Graf Familie Dinger’ Anno 1917’ atau Makam Keluarga Dinger Tahun 1917.
Meski sudah mendapat perawatan sebagai salah satu bangunan cagar budaya, bangunan yang terletak di tengah-tengah perbukitan itu tetap tidak lepas dari kesan angker. Keangkeran kuburan Belanda itu diperkuat dengan keterangan warga sekitar.
Tak jarang, penduduk yang tinggal di sekitar kuburan tua itu mendapati penampakan makhluk astral yang mengerikan berwujud noni Belanda hingga hantu kepala buntung. Sosok hantu tanpa kepala ini diyakini sebagai wujud astral dari Mister Dinger.
Konon, Mister Dinger mati dipenggal kepalanya karena kerap memaksa dan menyiksa warga pribumi untuk berkebun paksa. Saat menampakkan diri, hantu tanpa kepala ini hanya diam mematung dan kerap terlihat pada malam-malam tertentu.
Mister Dinger diceritakan sebagai seorang tuan tanah yang bengis. Pada masa penjajahan, dia bertugas untuk menguasai komoditas pertanian. Namun, dalam prakteknya Dinger kerap menyiksa dan memperbudak warga pribumi selama dia berkuasa sejak tahun 1880.
Akibat perlakuannya yang kejam, konon, Dinger tewas dipenggal oleh kaum pribumi pada tahun 1917. Bahkan, bukti pemenggalan Dinger diperkuat dengan adanya bekas darah di lantai mouloseum yang hingga saat ini pun masih terlihat.
“Saya tahu bukti itu dari sesepuh desa. Dinger tewas dipenggal kepalanya oleh pendekar pribumi,” kata Kepala Desa Tulungrejo, Suliono kepada Bacaini.id, Jumat, 1 Juli 2022.
Tak hanya sosok astral Mister Dinger sebagai hantu kepala buntung, warga sekitar juga menyaksikan keberadaan sosok astral lain berwujud noni Belanda. Hantu ini tidak kalah mengerikan.
Dengan wajahnya yang pucat, noni itu bersiul dan bergumam menyanyikan lagu bernada sendu dengan logat asingnya. Konon, dia adalah Elisabeth Malvine Ernestine van Polanen Petel, istri Dinger yang juga meninggal dan dimakamkan di sana pada bulan Maret 1938, sekitar 21 tahun setelah kematian tragis suaminya yang bengis.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira