Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Candi Mirigambar yang berada di Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung kondisinya hampir runtuh. Saat ini banyak susunan batu-bata yang bergeser tidak beraturan.
Melihat kondisi Candi Mirigambar yang memprihatinkan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur resmi melakukan pemugaran. Anggaran Rp 900 juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui BPCB Jawa Timur disiapkan dalam proses ini.
Kepala BPCB Jawa Timur Zakaria mengatakan, proses pemugaran Candi akan selama sepuluh bulhan, mulai Maret hingga Desember 2021.
baca ini: Mencicipi Es Ketan Kacang Hijau Legendaris Haji Sumiran
”Kami khawatir kalau tidak segera dipugar, candi ini akan runtuh,” kata Zakaria.
Candi Mirigambar sendiri memiliki panjang 8,5 meter, lebar 7,7 meter dan tinggi 2,5 meter, serta menempati lahan dengan luas 300 meter persegi.
Proses pemugaran dilakukan dengan melepas dan menandai dengan nomor di setiap batu bata. Nantinya pondasi candi diperkuat strukturnya, sehingga bisa menahan beban dan mampu berdiri dengan kokoh.
Sementara itu, juru pelihara Candi Mirigambar Suyoto menceritakan asal-usul candi. ”Untuk keterangan tahun pembangunan Candi diperkirakan 1.200 M, 1.342 M dan 1.388 M pada masa tiga kerajaan; Kadiri, Singosari, dan Majapahit” paparnya.
baca ini : Begini Kelezatan Bakso Kartini Yang Trending di Medsos
Ia mengatakan, relief di Candi Mirigambar menceritakan kisah panji. ”Reliefnya menggambarkan cerita panji, totalnya ada 10 panel relief, sekarang tinggal 4, sedangkan 6 panel relief tidak diketahui, bisa rusak atau dicuri,” kata Suyoto.
Dalam sebuah cerita, Panji berasal dari kerajaan Jenggala memperebutkan Putri Sekartaji dari kerajaan Kadiri.
Suyoto menambahkan, sosok Panji di Candi Mirigambar berbeda dengan temuan relief di candi lain, yakni memakai topi tekes.
Ia menambahkan Candi Mirigambar diperkirakan sebagai tempat pemujaan, salah satu bukti yang ditemukan yaitu terdapatnya ornamen awan.
Penulis : Aris Syaiful Anwar
Editor : Karebet