Bacaini.id, KEDIRI – Budidaya kurma tak hanya bisa dilakukan di Timur Tengah. Sebuah pondok pesantren di Kabupaten Kediri sukses memanen kurma dengan intensitas hujan tinggi.
Riset budidaya kurma ini dilakukan Haji Mustain Anshori, pengasuh Pondok Pesantren Pari Ulu di Desa Sumber Cangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Sudah lima tahun ini Mustain melakukan riset tentang budidaya kurma di Kediri dan menanam beberapa jenis kurma dengan usia yang berbeda.
“Hari ini Alhamdulillah kita bisa panen kurma jenis Degled Noor. Ini panen pertama dari pohon yang saya budidayakan di belakang rumah. Sudah saya budidayakan sejak awal riset tahun 2017 lalu, mulai dari biji, pengembangan dan budidaya dan usia 3,5 tahun kita panen, hasilnya cukup bagus,” terang Mustain kepada Bacaini id, Selasa, 6 April 2021.
Menurut Mustain, Degled Noor, kurma yang berasal dari Tunisia merupakan salah satu jenis kurma yang bisa dibudidayakan di lingkungannya. Selain itu jenis ini lebih cocok dengan selera atau lidah penduduk Indonesia. Degled Noor memiliki rasa yang manis seperti buah sawo.
baca ini Ribuan Ikan Koi Adu Cantik di Kontes Bupati Cup
Degled Noor juga lebih cocok ditanam di Indonesia termasuk di Kediri dibandingkan dengan jenis kurma yang lain. Kelebihan dari jenis ini juga lebih bagus untuk imunitas dan kebugaran tubuh. Bukan tanpa kendala, membudidayakan kurma tentu dibutuhkan perhatian khusus.
“Kendalanya saat musim hujan seperti ini, kalau terkena air hujan, kurma akan mudah busuk, rontok dan dimakan semut. Sedangkan jika rontok dan jatuh ke tanah, nyaris tidak bisa dikonsumsi. Kalau hujan itu pohonnya saya payungi, biar tidak kehujanan,” jelasnya.
Untuk itu Mustain masih akan melakukan riset guna memastikan media tanam yang benar-benar cocok untuk menanam biji buah kurma. Karena jika hujan bunga yang dikawinkan antara bunga jantan dan betina rawan rontok.
Mustain mengatakan riset yang akan dilakukannya terkait media tanam yang cocok akan memerlukan waktu sekitar dua sampai dua setengah tahun. Riset akan dilakukan diutamakan untuk jenis kurma yang cocok ditanam di Kediri, terutama di lingkungan lahan kurma yang dimilikinya.
“Kurma di tempat asalnya biasa berbuah setelah usia 8 tahun, tetapi disini 3,5 sampai 4 tahun sudah bisa dipanen. Padahal saya menanam dengan media tanah dan penggunaan pupuk seperti tanaman yang lain,” katanya.
baca ini Cara Unik Basmi Hama Padi Dengan Drone
Selain menanam di lahan, pohon kurma juga ditanam di pot juga polibag. Sebanyak 87 pohon kurma jenis Degled Noor 7 diantaranya sudah pernah berbuah dan dipanen. Bunga yang jantan ada 11 dan tidak jadi berbuah karena perkawinan silang antara bunga jantan dan betina gagal diterjang air hujan.
Mustain mengatakan ada 4 macam buah kurma yang bisa dan cocok ditanam selain Degled Noor adalah Ajwa, Ruzeis, dan juga Madinah. Dia dapat memastikan keempat jenis tersebut cocok ditanam di lingkungannya karena dia sendiri pernah menanam dan juga panen.
“Keempat jenis itu saya tanam disini dan sudah pernah panen dan hasilnya cukup bagus. Itu berdasarkan hasil riset yang saya lakukan dan sudah saya teliti. Karena saya fokus untuk kurma yang ada di pasaran,” papar Mustain.
Lebih lanjut Mustain akan melakukan riset dan penelitian lanjutan di dua hektar lahan yang ada di beberapa tempat dengan jumlah total 1200 pohon kurma dengan berbagai macam jenis dan kondisi. Tujuannya adalah untuk memperkuat real commit and conditional.
Hingga saat ini kurma hasil budidaya Mustain belum diperjual belikan karena masih dalam proses penelitian. Harapannya hasil riset lanjutan nantinya akan meningkatkan produksi dan pendapatan.
“Setelah terbukti bisa dikembangkan oleh petani di indonesia, saya baru akan menjual. Tujuannya agar petani dan warga sini bisa ikut serta dalam membudidayakan kurma. Indonesia memiliki tanah yang subur, sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan dan pendapatan dari produksi buah kurma,” pungkasnya.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: