Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Lamanya pengabdian seorang guru honorer tidak menjadi patokan dalam pengangkatan guru sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK). Di Tulungagung, seorang guru SMP baru diangkat menjadi PPPK setelah 11 tahun mengabdikan diri sebagai guru honorer.
Mirah, salah satu guru di SMPN 2 Pagerwojo mengaku sangat bahagia. Setelah 11 tahun mengabdi sebagai guru honorer dengan pendapatan yang terbatas, akhirnya tahun 2022 ini dia resmi diangkat menjadi guru PPPK.
“Dulu kalau namanya guru honorer, mata pajaran yang diampu juga tidak terpatok. Kadang-kadang saya mengajar PKN, kadang Bahasa Jawa bahkan juga pernah mengajar prakarya,” kata Mirah kepada Bacaini.id, Kamis, 26 Mei 2022.
Selama belasan tahun sebelum diangkat sebagai guru PPPK, perempuan berusia 53 tahun ini harus berjuang dengan penuh kesabaran. Pasalnya sekolah yang ditujunya setiap hari berada di wilayah pegunungan Tulungagung.
Perjuangannya untuk bisa menjadi guru PPPK pun tidak berjalan dengan mulus. Mirah sempat gagal dalam ujian PPPK hingga akhirnya tahun inilah dia berhasil lolos seleksi.
“Di sekolah saya juga masih ada banyak guru yang sudah lama mengabdi tetapi belum diangkat PPPK. Ada sekitar 10 guru yang masih berstatus honorer,” ungkapnya.
Nasib Zahid Naim bisa dibilang lebih beruntung. Guru bimbingan konseling di SMPN 2 Kalidawir ini diangkat menjadi guru PPPK tahun ini, setelah mengabdi sebagai guru honorer selama tiga tahun. Meski demikian, Zahid juga harus menerima kegagalan saat mengikuti sejumlah ujian negara.
“Dulu saya pernah gagal seleksi CPNS. Saya ikut seleksi PPPK dua kali dan baru lolos tahun ini,” kata Zahid.
Perempuan berkerudung ini mengungkapkan, selama menjadi guru honorer, gaji yang diterimanya bisa dibilang sedikit. Bahkan beberapa guru honorer harus membuka les privat demi mendapat penghasilan tambahan untuk menyambung hidup.
“Saat ini masih ada 10 guru honorer di SMPN 2 Kalidawir dan memang kabanyakan masih buka les privat karena pendapatan yang diterima di sekolah sedikit. Ya semoga semua guru honorer yang ada di Tulungagung bisa segera diangkat menjadi PPPK, agar kehidupan guru bisa lebih sejahtera,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo melalui Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Tulungagung, Rahardian Puspita Bintara mengatakan, tahun 2022 ini sudah ada 780 guru yang telah diangkat menjadi PPPK. Mereka adalah guru SD dan SMP yang tersebar di wilayah Tulungagung.
“Guru yang diangkat menjadi PPPK memang mayoritas adalah guru honorer yang sudah mengabdi selama belasan tahun. Namun dari jumlah itu, masih ada 2.000 guru honorer yang belum diangkat menjadi PPPK,” terang Rahardian.
Menurutnya, di Tulungagung masih banyak formasi guru yang kosong, mulai dari formasi guru kelas, guru olah raga dan juga guru mata pelajaran. Untuk itu Dispendikpora Tulungagung sudah mengusulkan sekitar 900 guru honorer untuk mengikukti seleksi PPPK tahun 2023.
“Kami masih menunggu informasi lebih lamjut dari pemerintah pusat,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira