Bacaini.ID, KEDIRI – Pertumbuhan kinerja lembaga BUMN Permodalan Nasional Madani (PNM) di Indonesia cukup fantatis. Dalam waktu singkat jumlah penerima manfaat lembaga ini mencapai 21,7 juta orang yang seluruhnya adalah kaum perempuan.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi mengatakan pemberian bantuan pembiayaan melalui program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) telah menjangkau hampir seluruh perempuan di Indonesia, mulai Sabang sampai Merauke. Program ini memberi bantuan pembiayaan dan pendampingan usaha bagi kaum perempuan secara berkelompok.
“Per hari ini sudah ada 890.423 kelompok (yang menerima manfaat program). Alhamdulillah sudah tersebar tidak hanya di Pula Jawa yang hanya 56 persen,” kata Arief Mulyadi dalam podcast di kanal Kementerian BUMN RI, Rabu, 30 April 2025.
Saat ini PNM Mekaar sudah hadir di 6.165 kecamatan dari 7.400 kecamatan di Indonesia, dan masuk di 452 kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Program ini juga telah menjangkau 36 provinsi di Indonesia.
“Kami sedikit bangga walau baru 9 tahun, dibanding Grameen Bank yang sudah lebih dahulu. Untuk pembiayaan kelompok, saat ini kami yang terbesar di dunia,” kata Arief.
Banyaknya jumlah penerima manfaat program PNM, yang seluruhnya adalah perempuan atau ibu-ibu ini kerap memunculkan perhitngan satire, bahwa satu dari 10 perempuan di Indonesia merupakan nasabah PNM. Saat ini terdapat 15,8 juta nasabah PNM Mekaar yang aktif setiap hari.
Untuk lebih banyak membantu perempuan di Indonesia, saat ini program PNM Mekaar lebih memprioritaskan kawasan pedesaan dan pinggiran dibandingkan kawasan perkotaan. Alasannya, warga di kota lebih banyak memiliki pilihan pembiayaan dibanding penduduk di desa.

Tidak hanya memberikan pembiayaan, program PNM Mekaar juga memberi pendampingan usaha kepada nasabah. Sebab kendala utama masyarakat Indonesia dalam mengembangkan usaha adalah; tidak termanajemen dengan baik, tidak bisa mengukur potensi usaha, dan tidak mendapat pengetahuan cukup tentang dunia usaha.
Hasil kajian yang dilakukan PNM dan beberapa perguruan tinggi tentang karakter mereka adalah kurang adanya kepercayaan diri. “Boro-boro pinjam (modal) pada tetangga, pinjam pada saudara saja mereka tidak percaya diri. Setelah dapat, mau diapain?” kata Arief.
Pelan tapi pasti, PNM Mekaar mendampingi mereka untuk mengelola usaha. Pembentukan nasabah secara berkelompok yang diterapkan turut menambah kepercayaan diri mereka untuk saling membantu. Sehingga PNM Mekaar benar-benar menjadi ‘pemain’ ekonomi di sektor informal yang menyentuh masyarakat bawah.
Alhasil, terpaan ekonomi Indonesia yang sempat terpuruk dihantam pandemi Covid 19 pada tahun 2020 tak membuat BUMN ini roboh. Bahkan di saat lembaga usaha lain gulung tikar, PNM masih mencatat laba sebesar Rp.400 milyar. “Mengejutkannya, di saat banyak perusahaan merumahkan karyawan, jumlah karyawan kami justru naik 11 ribu orang sepanjang Tahun 2020,” tukas Arief.
Di akhir podcast, Arief berpesan kepada seluruh keluarga di Indonesia untuk tidak berputus asa pada keadaan. PNM Mekaar akan siap membantu mewujudkan impian siapapun selama mau berusaha dan berjuang keras.
“Semua mungkin. Jangan pernah berpikir karena lahir dari keluarga kurang mampu, kemudian tidak bisa menjadi apa-apa,” tutupnya.
Penulis: Hari Tri Wasono