Bacaini.ID, KEDIRI – Keganasan erupsi Gunung Semeru tertulis dalam catatan kolonial Belanda. Bencana terjadi sejak Pasuruan masih berstatus sebagai wilayah karesidenan.
Erupsi Semeru berlangsung pada tahun 1818, 1832 dan 1885. Tidak banyak ulasan pada peristiwa erupsi tahun 1818 dan 1832. Hanya ditulis letusan berlangsung dahsyat.
Pada erupsi Semeru April 1885 disebutkan puing-puing batu telah mengakibatkan kerusakan lahan seluas 7 km persegi. Lahan di kawasan lereng sisi selatan dan timur Semeru.
Baca Juga:
- Mitos Siklus Minta Tumbal di Erupsi Semeru, Benarkah?
- Gunung Semeru Erupsi Lagi, Berikut Himbauan Untuk Wisatawan
- Semeru Erupsi, Langit Lumajang Gelap
Pada bulan Juni 1895 terjadi dobrakan baru pada dinding kawah. Peristiwa terdahsyat terjadi pada 29-30 Agustus 1909. Catatan Belanda menyebut sebagai bencana Lumajang.
Sebanyak 208 warga Lumajang tewas dengan 38 desa lumat, hancur lebur akibat lumpur atau lahar dingin Semeru. Lahar dingin yang menelan nyawa itu disebabkan dorongan kekuatan meteorologis.
Dalam catatan disebutkan, pada saat terjadinya bencana Lumajang tidak ada peningkatan kegiatan Semeru. Arus lumpur atau dikenal dengan nama lahar dingin itu berlangsung tiba-tiba.
Pada 15 November 1911 Semeru kembali erupsi. Merujuk laporan majalah Aard. Gen pada tahun 1913 lengkap dengan foto-foto. Letusan yang terjadi cukup hebat.
Abu dan awan panas yang dilontarkan mencapai ketinggian 20.000 meter. Abu Semeru yang jatuh di Pulau Bali yang berjarak sekitar 200 kilometer mencapai ketebalan 4 cm.
Pada Juni 1912 ditemukan aliran lava baru dan terdapat kecondongan lobang kawah bergeser ke sisi selatan. Setelah itu Semeru terlihat kembali normal. Hanya muncul gumpalan asap kecil secara periodik.
Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Mengacu pengukuran terakhir tahun 1911 tertulis 3.676 meter dengan puncak tertinggi bernama Mahameru.
Juga disebutkan, kawah Gunung Semeru telah berpindah tempat dua kali. Dari posisi pertama bergeser tidak jauh ke sisi selatan. Kawah yang pertama menjadi plateau dan terisi efflata.
Sementara kawah yang aktif hingga kini dikenal dengan nama Jonggring Seloko atau Jonggring Saloka. Nama yang serupa dengan terminologi di dunia pewayangan.
Dikutip dari buku Kemewahan Gunung-gunung (1996) Minggu (7/12/2025), Junguhn berhasil mendaki Gunung Semeru pada September 1838. Sebelumnya residen Pasuruan mencoba mendaki, namun gagal.
Sementara G.F. Clignett menjadi orang Eropa pertama yang berhasil mencapai puncak Semeru pada 19 Oktober 1838.
Pendakian Gunung Semeru pada masa kolonial Belanda melalui rute Pasuruan. Perjalanan dimulai dari Tosari (Pasuruan), berlanjut ke Ranu Pani dan menuju Ranu Kumbolo (Lumajang).
Susur belantara dengan udara dingin yang menembus tulang, perjalanan kaki dari Tosari hingga sampai Mahameru (puncak Semeru) memakan waktu 2 hari setengah dan saat itu merupakan rekor.
Penulis: Solichan Arif





