Bacaini.id, KEDIRI – Seorang anggota TNI gugur dalam tugas saat terjadi baku tembak di Papua. Anggota Batalion Infantri Para Raider 431/SSP itu adalah Prada Beryl Kholif Al Rohman.
Prada Beryl gugur setelah ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyerang Pos TNI di Kiwirok, Kabupaten Pengunungan Bintang, sekitar pukul 15.30 WIT, Rabu, 29 Juni 2022.
Suasana duka menyelimuti rumah duka Prada Beryl di Dusun Sukoharjo, Desa Sukoharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Sejumlah karangan bunga duka cita terlihat di sisi pekarangan rumah duka.
Ibu Prada Beryl, Zuliana mengatakan, dirinya mendapatkan kabar anaknya meninggal dunia pada Rabu, 29 Juni 2022 malam. Anak laki-lakinya itu menderita luka tembak di bagian paha yang membuatnya tewas kehabisan darah.
“Kemarin malam dapat telepon dari Pos Papua. Saya langsung lemas dan kaget, anak saya sudah meninggal,” kata Zuliana, Kamis, 30 Juni 2022.
Menurut Zuliana, setelah mendapat kabar duka tersebut, hingga pagi tadi keluarga dan kerabat dekat langsung datang ke rumah duka untuk melakukan berdoa bersama, sambil menunggu kedatangan jasad almarhum yang masih berada di Papua.
“Rencananya sore ini berangkat dari Papua,” ujarnya.
Meski sempat shock, Zuliana mengatakan bahwa dirinya dan keluarga telah mengikhlaskan kepergian Prada Beryl.
“Saya ikhlas, anak saya meninggal karena membela dan berjuang demi tugas dan negara,” ungkapnya.
Zuliana menceritakan bahwa Prada Beryl menjadi anggota TNI pada tahun 2019 dan sudah bertugas di beberapa daerah. Anggota Peleton III Kipan A Yonif PR 431/SSP itu berangkat tugas ke Papua pada bulan September tahun 2021 dan diketahui akan bertugas selama 10 bulan.
“Seharusnya bulan Juli besok dia pulang dan diganti dengan penugasan lainnya,” ujarnya.
Nahas, sebelum selesai masa tugasnya, Prada Beryl telah gugur. Pria kelahiran Kediri, 22 Mei1998 diketahui baru saja menginjak usia 24 tahun pada bulan Mei kemarin.
“Dia baru saja ulang tahun dan tidak bisa pulang ke rumah Kediri. Dia selalu minta doa saya agar dimudahkan, dilancarkan dan diberi keselamatan saat bertugas di sana,” kenangnya.
Ibu Prada Beryl itu mengaku tidak tahu persis seperti apa kronologi kejadian yang menyebabkan anak keduanya gugur dalam tugasnya di Papua. Namun, Zuliana dan keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Prada Beryl.
“Kami mengikhlaskan karena bagian tugas demi bangsa dan negara. Semoga amal baktinya diterima Allah SWT dan ditempatkan di tempat yang terbaik dan bahagia,” doa Zuliana.
Jenazah Prada Berly dikabarkan akan berangkat sore ini dari Papua menggunakan pesawat terbang. Sementara di rumah duka, keluarga masih menunggu kedatangan jasad Prada Berly.
Penulis: Novira