• Login
  • Register
Bacaini.id
Monday, December 15, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

denJuang, Band Campursari Asli Kediri

ditulis oleh redaksi
18 July 2020 14:44
Durasi baca: 2 menit
denJuang, Band Campursari Asli Kediri

Eko Hariyanto saat bermain conga di genre jazz

Di tengah lesunya dunia hiburan akibat pandemi Covid-19, sekelompok remaja di Kota Kediri justru sukses memproduksi karya. Inilah denJuang, band campursari asli Kota Kediri.

KEDIRI – Tantangan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar kepada warganya untuk tak menyerah dengan keadaan dijawab oleh denJuang. Sebuah kelompok musik beraliran campursari yang digawangi tujuh personil.

Mereka adalah Ersa (keyboard), Tido (gitar), Yomi (gitar), Eko (perkusi), Ruki (vokal), Rofiq (drum), dan Kevin (bass).

baca ini Fakta Mengejutkan Bupati Trenggalek Dengan Pay Slank

Berbeda dengan band Kota Kediri yang mayoritas bergenre rock, denJuang memilih campursari sebagai ruh mereka. Padahal masing-masing personil tak memiliki historis lekat dengan campursari. “Saya memainkan alat musik conga kalau di jazz,” kata Eko Hariyanto, personil deJuang kepada bacaini.id.

Alih-alih mempertahankan idealisme di genre masing-masing, para personil deJuang bersepakat mencipta karya campursari. Single pertama yang diluncurkan berjudul ‘Njogo Katresnan’.

baca ini Bisnis Sumadi Kaset Yang Tak Ada Matinya

Lagu ini diciptakan Tido sang pemetik gitar, dan diaransemen secara bersama-sama. Menurut Eko, lirik lagu berkisah tentang kesetiaan istri yang menunggu suaminya bekerja di perantauan. Di mata Tido, kesetiaan adalah hal yang mahal di tengah menghadapi situasi sulit, termasuk pandemi Covid-19.

Meski mengumbar kerinduan yang mendalam, lagu ini berakhir bahagia dengan bersatunya kembali pasangan tersebut. Penantian dan kesetiaan sang istri terbayar dengan kepulangan suami yang sukses di perantauan.  “Lagi ini mengajarkan kita untuk setia pada pasangan, betapapun sulit situasi yang dihadapi,” tutur Eko.

baca ini Lima Album Rock 90 Yang Populer Hingga Sekarang

Karya manis mereka bisa dinikmati di link https://youtu.be/qKUuxQDdxqY yang telah menuai banyak apresiasi pecinta musik campursari.

Dibentuk Saat Pandemi

Ada kisah menarik di balik terbentuknya band deJuang ini. Mereka dipertemukan di tempat-tempat nongkrong dan saling berbagi keadaan. Situasi pandemi telah memukul aktivitas masing-masing hingga tercetus ide membentuk band.

Mengamini pernyataan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar yang mengajak warganya untuk tak menyerah pada keadaan, Eko dan kawan-kawan memutuskan memproduksi karya di tengah pandemi.

baca ini Konser Didi Kempot di Kediri Terbesar Sepanjang Sejarah

Genre campursari dianggap tepat mewakili perasaan masyarakat luas yang merindukan sosok Didi Kempot. Apalagi sampai saat ini belum banyak musisi muda yang tergerak menghidupi genre warisan leluhur ini.

Pertemuan rutin yang dilakukan di markas denJuang di Perumahan Persada Sayang Kota Kediri melahirkan ide-ide cerdas dalam bermusik. Tempat ini juga menjadi sekolah musik bagi anak-anak yang digawangi Tido dan Ersa.

Menurut Tido, nama denJuang dipilih untuk mewakili kondisi sulit di masa pandemi, dimana seluruh personil mereka mengalami keterpurukan di usaha masing-masing. “Den itu panggilan untuk anak muda, juang berarti perjuangan,” pungkas Tido. (*)

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: campursaridenJuang
Advertisement Banner

Comments 1

  1. Pingback: D.A.Y, Ikon Baru Sobat Ambyar Kediri – Bacaini.id

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Menko Pangan Zulkifli Hasan Makan Mewah Saat Kunjungi Korban Banjir Aceh

Menko Pangan Zulkifli Hasan Makan Mewah Saat Kunjungi Korban Banjir Aceh

telur petis

Resep Telur Petis, Kuliner Rumahan yang Sering Disalahpahami

penembakan massal australia

Penembakan Massal di Pantai Bondi Australia Disebut Aksi Anti-Semit dan Terorisme

  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ponorogo Punya 3 Destinasi Wisata yang Bikin Pengunjung Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Patukan Ular Weling yang Mematikan, Hati-hati yang Suka di Sungai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resep Telur Petis, Kuliner Rumahan yang Sering Disalahpahami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112