Bacaini.ID, TIMOR LESTE – Aksi demonstrasi (demo) mahasiswa Timor Leste berakhir chaos: merusak gedung pemerintah, membakar ban dan melempari polisi dengan batu.
Demo Timor Leste dipicu adanya alokasi anggaran US$ 4,2 juta atau 70 miliar rupiah untuk belanja mobil SUV Toyota Prado untuk setiap 65 anggota parlemen atau DPR. Kemudian juga tunjangan pensiun.
Gerakan demo Timor Leste selama 3 hari berturut-turut (15-17 September 2025) berhasil memaksa dibatalkannya pengadaan mobil dan tunjangan pensiun.
Sebelumnya dokumen resmi parlemen di Timor Leste menyatakan bahwa tender pengadaan mobil untuk DPR akan selesai pada bulan September.
Setelah memicu kemarahan masyarakat dan gelombang protes oleh ribuan massa, parlemen membatalkan pengadaan mobil baru.
Dikutip dari Reuters, pada hari Rabu (17/9), anggota parlemen Timor Leste juga sepakat membatalkan rencana pemberian tunjangan pensiun seumur hidup mereka.
Tekanan dari ribuan mahasiswa yang telah menggelar demonstrasi dengan beberapa tuntutan sejak hari Senin, membuat DPR Timor Leste akhirnya menyerah.
Para pengunjuk rasa merusak gedung-gedung pemerintah, membakar ban, dan melemparkan batu ke arah polisi, yang menyebabkan pihak berwenang menembakkan gas air mata ke arah mereka.
Namun kini, situasi telah kondusif seiring dengan dipenuhinya tuntutan para demonstran.
Timor Leste sebelum merdeka dalam sejarahnya dulu bernama Timor Timur dan menjadi provinsi di Indonesia.
Timor Leste dengan penduduk 1,3 juta jiwa merupakan salah satu negara termiskin di Asia Tenggara dan bergantung pada cadangan minyak dan gas yang semakin menipis.
40% rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan, membuat kebijakan parlemen yang tak pro rakyat memicu kemarahan publik.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif