KEDIRI – Kerajinan tangan Wreath menjadi bisnis yang sangat menjanjikan di masa pandemi. Dengan keterampilan dan ketelatenan, bisnis ini bisa mencapai omzet jutaan rupiah.
Wreath adalah sekumpulan bunga, daun, buah, ranting dan bahan-bahan yang lain yang dibentuk lingkaran. Bisnis ini dilakukan Mala Hayati, pemilik bisnis online bernama “Pappermint Craft ” yang berdiri sejak tahun 2015 di Gang Flamboyan, Katang, Sukorejo, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
Mala yang sudah menyukai pelajaran keterampilan sejak sekolah dasar tertarik membuat wreath setahun lalu. “Sekitar Agustus 2019, iseng-iseng yang saya buat itu saya post di instagram, ternyata banyak yang suka, dibilang lucu, terus minta dibikinkan,” kata Mala kepada Bacaini.id, Selasa 6 Oktober 2020.
Dari situlah wreath buatan Mala banyak diorder teman-temannya. Saat ini penjualan wreath buatannya sudah dikirim ke seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Harganya tak terlalu mahal, mulai Rp 175 ribu sampai Rp 450 ribu. “Tergantung ukuran, jenis bunga, aksesoris dan model yang diinginkan customer,” ucap Mala.
Proses pembuatan wreath sesuai orderan. Diawali dengan menentukan design bersama customer, disusunlah tulisan, posisi tulisan dan bunga bisa sesuai permintaan. Untuk lingkaran atau ring, Mala membeli barang jadi. “Jadi saya beli ring dengan ukuran sesuai pesanan, tinggal menghiasnya,” katanya.
Hebatnya, masa pandemi ini tidak membuat bisnis ini sepi orderan. Meski tidak sebanyak sebelum pandemi, tetapi permintaan masih berdatangan. Dia juga dimudahkan sistem belanja online untuk memenuhi bahan baku. “Banyak toko luar negeri yang menyediakan bahan untuk wreath,” kata Mala.
Bisnis itu digeluti Mala di luar kegiatannya sebagai apoteker di Apotek K24 Ngronggo, Kota Kediri. Meski begitu, ia menampik jika bisnis wreath adalah sampingan lantaran omzetnya cukup besar. Setiap bulan Mala bisa mengantongi Rp 5-6 juta. Bahkan saat lebaran dan tahun baru, omzetnya mencapai Rp 11 juta. “Dunia kreatif saat ini sangat menjanjikan, karena itu persaingan juga cukup ketat,” ungkapnya.
Mala membuat wreath setelah pulang bekerja dan saat waktu luang. Proses pembuatannya tak terlalu rumit. Hanya kadang ide kreasinya muncul menjelang deadline. Biasanya deadline tujuh hari setiap pesanan.
Di tengah situasi sulit seperti ini, Mala mengajak siapapun untuk berpikir kreatif. Bahkan hobi yang semula hanya kesenangan bisa membantu perekonomian jika dikerjakan serius. Waahh, sukses terus ya Mala. (Novira Kharisma)