Bacaini.ID, BLITAR – Public Service Obligation (PSO) atau tarif bersubsidi jadi program populis PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Di Daop 7 Madiun, program PSO pada tahun 2025 diproyeksikan untuk melayani 250.663 pelanggan kereta api (KA).
PSO bukan hanya memperluas akses transportasi publik berbasis rel. Tapi juga bukti negara hadir dalam menjamin hak mobilitas masyarakat yang terjangkau, merata, dan berkelanjutan.
“PSO adalah bentuk nyata dukungan pemerintah melalui DJKA Kemenhub dan KAI Group untuk menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat luas. Ini bukan sekadar subsidi, tapi solusi konkret untuk keadilan akses transportasi,” ujar Rokhmad Makin Zainul, Manajer Humas KAI Daop 7 Madiun, mengutip keterangan Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Adapun layanan KA Ekonomi Antar Kota Jarak Jauh dengan tarif terjangkau yang berangkat dari stasiun di wilayah Daop 7 Madiun, yaitu:
KA Kahuripan (Blitar–Kiaracondong PP): Rp80.000–Rp84.000
Sementara KA Ekonomi Antar Kota Jarak Jauh dengan tarif terjangkau yang melintas di wilayah Daop 7 Madiun, antara lain:
KA Sri Tanjung (Lempuyangan–Surabaya Gubeng–Ketapang PP): Rp88.000–Rp94.000
Dalam dua tahun terakhir, tren pelanggan yang menggunakan PSO di Daop 7 Madiun terus meningkat.
Tercatat pada tahun 2023 sebanyak 377.150 pelanggan dan tahun 2024 sebanyak 421.362 pelanggan.
Perlu diketahui juga sepanjang periode kuartal I pada bulan Januari–April 2025, jumlah okupansi penumpang KA PSO mencapai 106.330 penumpang.
Jumlah itu meningkat 10 persen dibandingkan target program sebanyak 96.602 penumpang.
“Data tersebut mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap layanan kereta ekonomi bersubsidi, yang tetap mengedepankan kenyamanan dan keamanan dalam perjalanan,” jelasnya.
Pertumbuhan ini tidak lepas dari peran strategis DJKA sebagai penyusun kebijakan, pengawas layanan, dan pengalokasi anggaran PSO secara berkelanjutan.
“Proyeksi ini menunjukkan semakin banyak masyarakat menggunakan kereta api—terjangkau, tepat waktu, dan mendukung transisi menuju transportasi rendah emisi,” tambah Zainul.
“PSO harus dilihat sebagai investasi masa depan yang berkelanjutan. KAI berkomitmen terus bersinergi lintas sektor agar kereta api makin menjadi andalan—lebih aman, efisien, inklusif, dan ramah lingkungan,” pungkasnya.
Penulis: Solichan Arif