• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, July 31, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Cerita Soeharto Saat Diminta Berhenti Nyapres

ditulis oleh Editor
30/07/2025
Durasi baca: 3 menit
512 33
0
Cerita Soeharto Saat Diminta Berhenti Nyapres

Cerita Soeharto saat diminta berhenti nyapres. (foto/ist)

Bacaini.ID, BLITAR – Pertemuan kecil jelang Pemilihan Umum 1988 itu berlangsung di Jalan Cendana Jakarta Pusat.

Benny Moerdani, Sudharmono, serta Yoga Sugomo, kepala badan koordinasi intelijen negara (Bakin), berada dalam satu ruangan dengan Presiden Soeharto.

Umur Soeharto sudah 67 tahun. Sudah 22 tahun jadi penguasa tertinggi rezim Orde Baru. Ditakuti sekaligus disegani lawan maupun kawan politik.

Jenderal Yoga Sugomo tidak ingin Soeharto kembali nyapres di Pemilu 1988. Ia khawatir Soeharto akan jenuh dan lelah.

Ia menyatakan siap mendukung dan mengamankan siapapun kader yang ditunjuk sebagai pengganti Soeharto.

Suasana sontak tegang. Pernyataan Yoga langsung disanggah. Jenderal Soeharto harus maju kembali dalam Pemilu 1988. Di ruangan itu Soeharto mengunci mulut.

“Sementara Pak Harto (Soeharto) terlihat lebih banyak diam dan tidak mengambil sikap,” demikian dikutip dari buku Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar (2018).

Jenderal Yoga dan Soeharto memiliki hubungan yang dekat. Bukan sekedar bawahan dengan atasan atau teman sejawat.

Bagi Soeharto, Jenderal Yoga Sugomo adalah seorang sahabat sejati, bahkan sudah seperti saudara, sedulur sinorowedi.

Sama hubungannya dengan Ali Moertopo. Yoga melihat Soeharto telah melewati periode kekuasaan 1983-1988 dengan baik.

Yoga menilai periode 1983-1988 merupakan puncak keemasan kekuasaan Presiden Soeharto.

“Sesudah itu dikhawatirkan akan melemah,” demikian dikutip dari buku Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar.

Di ruangan itu Yoga menyampaikan sejumlah alasan Soeharto waktunya lengser meletakkan kekuasaan dengan baik-baik. Tidak perlu nyapres lagi.

Hasil analisa intelijen, sumber dan jaringan informasi Soeharto semakin menyempit. Pada sisi lain bisnis keluarga dan anak-anak Soeharto makin besar.

Rawan jadi sasaran tembak lawan-lawan politik. Yoga ingin melihat Soeharto menikmati masa tua dengan baik.

Situasi tegang, diwarnai pro kontra itu disaksikan Ibu Tien Soeharto yang kebetulan melintasi ruang pertemuan.

Ibu Tien Soeharto diam-diam mengamati dan memberi isyarat yang cenderung mendukung pikiran Jenderal Yoga.

Sementara Sudharmono dan Benny Moerdani tetap kukuh menyanggah pendapat Yoga. Soeharto pada akhirnya juga menolak usulan Jenderal Yoga.

Pada Pemilu 1988 Soeharto kembali mencalonkan diri sebagai Presiden RI dan kembali terpilih. Sudharmono dilantik sebagai wakil presiden.

Sejak itu hubungan Yoga dengan Soeharto dan Benny Moerdani berubah dingin. Jabatan Yoga sebagai Kepala Bakin tetap dipertahankan.

Pada Juni 1989 Jenderal Yoga menyatakan mundur dan memilih pensiun. Pada 21 Mei 1998 atau 10 tahun kemudian, yang dikhawatirkan Jenderal Yoga terbukti.

Soeharto dipaksa lengser dan berakhirlah kekuasaan Orde Baru.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: bacaini.idcerita soehartonyaprespemiluPresiden Soehartosoeharto
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Masyarakat Beragama Tapi Tak Kenal Ajaran-Nya: Lebih Berbahaya!

Masyarakat Beragama Tapi Tak Kenal Ajaran-Nya: Lebih Berbahaya!

Isu Politik Dinasti Tidak ‘Laku’ di Kota Kediri

Pengamat Sosial UIN Kediri Meminta Polemik Rumah Ibadah GKJW Tak Mengarah Intoleransi

Fakta Terbaru Pindah Agama Saat Dewasa, Angka Atheis Meningkat

Fakta Terbaru Pindah Agama Saat Dewasa, Angka Atheis Meningkat

  • Habis Mak Rini Terbitlah Rijanto-Beky, PAN: Bukan Pertandingan Balas Dendam, Tapi…

    Soal Jabatan Sekda Pemkab Blitar Terkesan Slintutan

    1444 shares
    Share 578 Tweet 361
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15454 shares
    Share 6182 Tweet 3864
  • Pemilihan Sekda Blitar Pertama Kalinya Pakai Uji Kompetensi, Ada Apa?

    728 shares
    Share 291 Tweet 182
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16598 shares
    Share 6639 Tweet 4150
  • Bupati Blitar Justru Wacanakan Festival Sound Horeg, Ini Alasannya

    1085 shares
    Share 434 Tweet 271

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist