Bacaini.ID, BALI – Monumen Kebo Iwa berwujud patung laki-laki berukuran raksasa itu berdiri megah di Jalan By Pass Mandara Giri Buruan Kabupaten Gianyar, Bali.
Jumat 28 Maret 2025 atau H-1 hari Raya Nyepi, jalan Mandara Giri yang biasanya padat kendaraan roda empat dan dua, terlihat lengang.
Maklumlah, jelang lebaran Idul Fitri sebagian besar pendatang di Bali: pekerja dan wisatawan telah pada mudik ke kampung halaman masing-masing.
Arus mudik diketahui bergerak sebelum penyeberangan Gilimanuk-Ketapang dan Bandara Internasioal I Gusti Ngurah ditutup 24 jam (29-30 Maret) selama Nyepi.
Mengenakan busana dan hiasan kerajaan, arca sosok Kebo Iwa divisualkan manly: bertubuh atletis, berotot, dengan kumis melintang. Gagah.
Dikutip dari prasasti Blanjong Sanur berangka tahun 836, Kebo Iwa merupakan Mahapatih Kerajaan Bedahulu Gianyar, kerajaan Bali pada abad ke-14.
Karir militer dan politik Kebo Iwa dibangun dari kekuatan dan kebaikan hati. Ia bukan berasal dari kasta tinggi di Bali: Brahmana dan Ksatria.
Ia hanya anak petani yang dikenal perkasa, berani dan sekaligus baik budi, yang itu telah menarik perhatian raja dan mengantarkannya sampai ke kerajaan.
Nama Kebo Iwa sebagai Mahapatih Kerajaan Bedahulu yang perkasa dan sulit dicari tandingannya, terdengar hingga kerajaan Majapahit.
Majapahit diketahui tengah gencar-gencarnya melakukan penaklukan. Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada harus segera terwujud.
Opsinya hanya dua: Bersedia tunduk di bawah kekuasaan Majapahit atau dipaksa dengan kekuatan militer penuh. Intinya, Bali harus takluk.
Mahapatih Gajah Mada melihat Kebo Iwa jadi penghalang utama, dan karenanya harus disingkirkan.
Sementara melakukan penyerbuan dengan perang terbuka dikalkulasi kurang menguntungkan. Berbagai siasat dan akal tipu muslihat diputar keras.
Hasilnya adalah memancing Kebo Iwa keluar dari Pulau Bali dengan menggunakan pesona perempuan berparas jelita, dan berhasil.
Sejumlah sumber menyebut peristiwa itu berlangsung di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Kediri Jawa Timur. Hal itu ditandai dengan banyaknya bebatuan di sekitar lokasi.
Mahapatih Kerajaan Bedahulu dihabisi dengan cara yang licik setelah sebelumnya diminta oleh si puteri berparas jelita membuat sumur yang dalam.
Begitu Kebo Iwa berada di dalam sumur yang digalinya, pasukan Majapahit menimbuninya dengan material bebatuan hingga tewas.
Cara licik dan keji yang mengingatkan pada cerita tutur Dewi Kilisuci, putri Raja Airlangga saat menghabisi Mahesa Sura dan Lembu Sura.
Versi lain menyebut, Kebo Iwa berhasil keluar dari jebakan timbunan material batu. Namun ia kemudian mempersilakan dibunuh oleh orang-orang Majapahit yang telah melicikinya.
Dengan mangkatnya Mahapatih Kebo Iwa, Kerajaan Majapahit dengan mudah menaklukkan Bali.
Begitulah kisah tragis Mahapatih Kebo Iwa, salah satu tokoh besar dalam sejarah kerajaan kuno di Bali.
Penulis: Solichan Arif