Bacaini.id, MALANG – Sejumlah arca Ganesha dan Durga yang menjadi bagian penting Candi Singosari Malang, Jawa Timur ternyata hingga kini masih berada di museum Leiden Belanda.
Begitu pula dengan prasasti Sangguran yang seharusnya berada di Kota Batu, saat ini masih tersimpan dengan baik di Negara Skotlandia dan belum juga dikembalikan ke Indonesia.
Nasib serupa merundung prasasti Airlangga di Museum Kolkata India serta beberapa manuskrip dan lontar Istana Cakranegara Lombok, hingga kini juga masih tersimpan di Museum Leiden Belanda.
Semua benda purbakala itu dibawa keluar Nusantara secara ilegal pada masa penguasa kolonial.
Menurut pendiri Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) Seno Joko Suyono, semua benda purbakala itu sudah selayaknya direpatriasi atau dikembalikan ke asalnya, yakni Indonesia.
Karenanya isu repatariasi benda purbakala menjadi salah satu instrumen penting dari tema besar acara Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2023 yang akan digelar di Malang, Jawa Timur pada 23-27 November 2023.
“Upaya repatriasi benda-benda purbakala menjadi isu yang sangat aktual tahun ini. Apalagi masih banyak situs penting milik Indonesia yang justru ada di tangan negara lain,” ungkap Seno kepada wartawan di Malang Selasa (21/11/2023).
Untuk pertama kalinya BWCF yang berlangsung rutin setiap tahun digelar di Malang. Semua rangkaian acara akan berlangsung di kampus Universitas Negeri Malang. Sejak berdiri, kegiatan BWCF tahun 2023 ini merupakan kegiatan yang ke-12 kalinya.
Seno Joko Suyono mengatakan jika upaya repatriasi benda purbakala merupakan isu strategis yang harus dikawal. Terlebih masih banyak sekali situs prasejarah penting dari Indonesia yang hilang dan justru berada di negara lain.
Sebab itulah tema BWCF 2023 kali ini didasarkan untuk mengenang alm. Prof. Dr Edi Sedyawati, tokoh arkeolog nasional yang baru saja wafat setahun lalu.
Tema besar The 12th BWCF 2023 adalah ‘Membaca Ulang Pemikiran Prof. Dr. Edi Sedyawati: Ganesa, Seni Pertunjukan, dan Repatriasi Benda-Benda Purbakala Indonesia’.
Seno mengatakan, negara melalui kementerian kebudayaan sudah berusaha keras melakukan upaya repatriasi benda-benda purbakala. Namun hingga kini repatriasi masih terus menjadi polemik dan terkendala banyak hal.
“Sebetulnya ada banyak polemik ya dalam repatriasi ini. Banyak kekhawatiran ketika benda-benda ini dikembalikan ke Indonesia ini apa bisa terjamin keamanannya, perawatannya?,” kata Seno.
Seno juga mengatakan semua kronik akan dibahas dalam BWCF 2023, termasuk akan menjadi pidato kebudayaan dengan menghadirkan pakar dari lintas disiplin ilmu, mulai arkeologi, sejarah, antropologi sampai filologi.
Forum yang ada diharapkan mampu mengangkat kembali kekayaan pemikiran nusantara dan sekaligus dikenal oleh khalayak luas termasuk generasi milenial.
BWCF juga akan membahas arena seni pertunjukan yang menjadi konsen pemikiran Edi Sedyawati selama hidupnya. Seno mengatakan BWCF 2023 kali ini menjadi awal festival ini digelar di luar Borobudur, Jawa Tengah.
“Kita adakan di Malang ini menjadi upaya kami untuk memperluas cakrawala pemikiran seni dan kebudayaan ini agar berkembang di daerah-daerah. Kalau sebelumnya kan hanya digelar di Borobudur saja,” jelasnya.
BWCF 2023 nantinya juga akan menggelar Pentas Tari Topeng Desa Kranggan, pemutaran video Ganesa Karangkates, Film Dokumenter Topeng Malangan hingga penampilan seni pertunjukan dari Anwari hingga Nova Ruth.
Penulis: A.Ulul
Editor: Solichan Arif