Bacaini.id, KEDIRI – Melakukan ziarah kubur menjadi salah satu kebiasaan sebagian umat Muslim di penghujung ramadhan. Mereka meyakini jika setiap kelopak bunga yang ditabur turut bertasbih bagi mayat yang terkubur.
Menabur bunga di pusara kerabat yang meninggal telah dilakukan masyarakat Indonesia sejak dulu. Salah satu momentum yang paling ditunggu untuk menabur bunga dan berziarah kubur adalah H-1 Hari Raya Idul Fitri.
baca ini Tradisi Megengan Menjemput Leluhur Yang Telah Wafat
Tak heran jika sejak pagi ini para pedagang bunga di pinggir jalan Kota Kediri mulai ramai. Jumlah pedagang bunga dadakan pun tak kalah banyak di tempat-tempat strategis. Salah satunya di depan pintu masuk area makam yang dilakukan warga sekitar.
Membawa bunga dan menaburkannya di atas pusara diyakini bisa meringankan beban si mayat karena barokahnya bacaan tasbihnya bunga yang ditaburkan di atasnya. “Disunnahkan meletakkan pelepah kurma yang masih hijau di atas kuburan, karena hal ini adalah sunnah Nabi Muhammad SAW, dan dapat meringankan beban si mayat karena barokahnya bacaan tasbihnya bunga,” kata KH Oing Abdul Muid, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri saat dihubungi Bacaini.id, Rabu 12 Mei 2021.
Meletakkan pelepah kurma yang masih hijau sebagaimana yang dilakukan Rasulullah ini, menurut Gus Muid, disamakan dengan sebagaimana adat kebiasaan, yaitu menaburi bunga yang harum dan basah atau yang masih segar. “Ini tercantum dalam kitab i’anah al thalibin,” lanjut Gus Muid.
Berkah Penjual Bunga
Tingginya permintaan bunga untuk berziarah ini menjadi berkah bagi pedagang bunga. Selain permintaan melonjak, harga jual bunga itu sendiri meningkat drastis.
Pedagang bunga di area Pasar Bandar, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri mulai menaikkan harga jual bunga mereka kepada peziarah. Jika sebelumnya bunga-bunga itu dijual di kisaran Rp 5.000 per kantong plastik kecil, kini bisa mencapai Rp 10.000 untuk ukuran yang sama.
baca ini Banjir Rejeki Petani Bunga di Awal Puasa
“Kalau di luar ramadhan beli bunga lima ribu sudah dapat banyak. Sekarang sepuluh ribu jumlahnya lebih sedikit,” kata Asmiati, peziarah kubur asal Kelurahan Sukorame.
Meski harganya melangit, namun Asmiati mengaku tak kaget lagi. Sebab sudah bisa dipastikan jika harga bunga naik tinggi di awal dan akhir ramadhan. Karenanya pensiunan guru ini sudah menyiapkan uang lebih untuk belanja bunga.
Jika biasanya dengan uang Rp 20.000 dia sudah bisa menabur untuk empat makam, kini hanya cukup untuk 1-2 makam saja. “Jika ingin hemat, taburan bunganya sedikit saja biar rata,” katanya. (HTW)
Tonton video: