Bacaini.id, KEDIRI – Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Kediri menolak puluhan ton gabah dan beras dari para petani di wilayah kerjanya. Hal itu dilakukan lantaran kualitas barang yang tidak memenuhi kriteria Bulog.
Kepala Bulog Sub Divre Kediri, Mara Kamin Siregar mengatakan, acuan Bulog dalam membeli gabah dan beras sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24 Tahun 2020. Beberapa hal jelas tercantum, termasuk ketentuan kualitas beras dan gabah.
“Memang ada beberapa yang masuk dan tidak sesuai ketentuan, seperti gabah yang terendam air, dan gabah hijau, itu tidak bisa kami terima. Kami terpaksa menolak gabah dari petani di 40 lokasi gudang Bulog wilayah Kediri per hari sekitar 30 sampai 40 ton,” jelas Kepala Bulog Kediri, Senin, 21 Maret 2021.
Kendati demikian, Bulog tetap akan mengoptimalkan penyerapan gabah dari petani. Karena target selama tahun 2021 untuk serapan gabah sebesar 10.700 ton, sedangkan sampai saat ini Bulog baru menyerap gabah sekitar 150 ton. Begitu pula dengan beras yang ditarget 19.700 ton dan saat ini masih ada 600 ton.
Selain pengadaan gabah dan beras, stok beras yang dikuasai Bulog cabang Kediri saat ini sebesar 10.300 ton. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan stok beras. Menurut Kamin, stok beras yang ada di gudang Bulog masih cukup sampai dengan bulan Agustus ke depan.
“Stok beras tersebar di empat gudang Bulog yaitu di gudang Paron, gudang Banyakan, gudang Candirejo dan gudang Kedondong,” imbuh Kamin.
Tetapi untuk mencapai target, Bulog akan bekerjasama dengan Gapoktan, Poktan, Bungdes dan mitra kerja pengadaan di wilayah cabang Kediri.
“Termasuk juga langsung kepada petani, nanti akan ada solusinya jika gabah ditolak. Maka dengan bekerjasama dengan mitra kerja untuk memperbaiki kualitas, supaya lebih layak dan harganya bisa lebih tinggi,” pungkasnya.
Pet Dengan Harga Gabah Petani Resah
Sementara itu, musim panen raya kali ini membuat petani padi merasa resah dengan harga gabah yang mengalami penurunan secara drastis. Salah satunya Suyitno, petani di desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
“Harga gabah kami anjlok , hanya Rp 3.000/kg dan ditolak Bulog karena kualitasnya turun akibat musim hujan ini, mau bagaimana lagi,” keluhnya.
Sudah mengalami penurunan harga, petani semakin resah karena gabah mereka tidak sesuai dengan ketentuan spesifikasi kebutuhan Bulog, karena memang kualitas gabah menurun akibat musim hujan.
“Saya terpaksa menyimpan stok gabah saya dulu di gudang, nunggu harga naik. Walaupun musim tanam berikutnya mungkin butuh pinjaman untuk modal tanam,” tutupnya singkat.
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet
Tonton Vidio :