Bacaini.ID, KEDIRI – Bulan Ramadan selalu diwarnai dengan kemeriahan vibes puasa dan lebaran.
Deretan penjual takjil, kue kering untuk lebaran, tren baju lebaran dan lainnya.
Indonesia diketahui berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, sehingga lazim jika suasana di bulan Ramadan selalu berlangsung meriah.
Kendati demikian penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku-suku, agama, keyakinan dan kepercayaan yang juga lekat dengan ritual berpuasa.
Berikut beberapa aktivitas berpuasa di luar puasa Ramadan di Nusantara.
Puasa Ajaran Kejawen
Sebelum agama-agama datang ke Nusantara, masyarakat tradisional sudah akrab dengan ritual puasa. Salah satunya puasa dalam ajaran Kejawen.
Dikutip dari situs resmi Keraton Jogjakarta, puasa dalam ajaran Kejawen dilakukan untuk berbagai tujuan yang bersifat spiritual atau gaib.
Misalnya puasa mutih, puasa yang melarang pelakunya untuk mengonsumsi apapun kecuali yang berwarna putih.
Biasanya mereka hanya mengonsumsi air putih dan nasi putih.
Puasa jenis ini dilakukan oleh orang yang ingin menguasai ilmu gaib tertentu atau kanuragan atau berharap berhasil dalam usaha.
Puasa dalam ajaran Hindu
Dikutip dari Studi Agama-Agama, puasa dalam agama Hindu disebut Upawasa, yang dibagi menjadi wajib dan tidak wajib.
Puasa di Hindu bertujuan untuk membersihkan diri secara spiritual, meningkatkan kesadaran diri sekaligus mendekatkan diri kepada Tuhan.
Beberapa puasa wajib dalam Hindu antara lain:
• Upawasa Siwaratri, puasa yang tidak boleh makan dan minum mulai dari matahari terbit hingga terbenam
• Puasa Nyepi, puasa 24 jam yang dilakukan pada Tahun Baru Saka
• Puasa Ekadashi, puasa yang dilakukan sekitar dua kali sebulan, pada hari kesebelas setiap bulan terbit dan terbenam.
Puasa Umat Katolik
Umat Katolik mengenal puasa dan pantangan. Berpuasa bagi penganut Katolik dilakukan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung.
Dikutip dari Iman Katolik, selama masa Prapaskah, kewajiban puasa hanya dua hari.
Yang wajib berpuasa adalah semua orang beriman yang berumur antara delapan belas tahun sampai awal enam puluh tahun.
Berpuasa dalam Katolik artinya:
• makan kenyang hanya satu kali dalam sehari.
• untuk yang biasa makan tiga kali sehari, dapat memilih opsi makan.
Penjelasannya, makan kenyang pada pagi hari, tak kenyang pada siang hari, dan tak kenyang pada malam hari. Kemudian opsi makan tak kenyang pada pagi hari, kenyang pada siang hari dan tak kenyang pada malam hari.
Opsi yang ketiga, makan tak kenyang pada pagi hari, tak kenyang pada siang hari dan makan kenyang pada malam hari.
Selain itu, umat Katolik wajib berpantang pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Suci. Jadi hanya 7 hari selama masa PraPaskah.
Mereka yang wajib berpantang adalah umat katolik yang berusia empat belas tahun ke atas. Pantang yang dimaksud adalah tidak makan daging.
Kemudian pantang merokok, pantang garam, pantang gula dan semua manisan seperti permen, dan atau pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop dan film.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif