Bacaini.ID, KEDIRI – Istilah “sugar daddy” dan “sugar baby” banyak diucapkan dalam berbagai ruang percakapan, utamanya di media sosial.
Pada dasarnya, istilah tersebut muncul untuk mendeskripsikan sebuah hubungan dengan perbedaan usia yang jomplang dan lebih bertumpu pada material.
Pada perkembangannya, istilah sugar daddy dan sugar baby jadi berkonotasi negatif lantaran kerap dipakai untuk menunjuk pasangan selingkuh yang membiayai atau dibiayai hidupnya.
Sebetulnya apa itu sugar daddy dan sugar baby? Yuk kita bahas!.
Readers, di Eropa dan Amerika, terdapat situs kencan atau pencarian jodoh yang khusus untuk menampung para sugar daddy dan sugar baby.
Meskipun cara ini kurang lazim untuk menemukan kebahagiaan, namun realitasnya semakin banyak orang memilih pasangan dengan usia lebih tua atau lebih muda dari mereka.
Dalam survey yang dilakukan Seeking Arrangement, sebuah situs online kencan untuk para “sugar-sugar” ini, rata-rata sugar daddy berusia 45 tahun dan berpenghasilan £176.000 setahun atau sekitar 3 milyar rupiah.
Sugar daddy adalah pria yang cenderung lebih tua dan suka memperlakukan sugar baby-nya dengan memberi kemewahan.
Pada umumnya, pria yang memilih hubungan jenis ini sibuk dengan kariernya sehingga tidak bisa berkencan pada umumnya orang, itulah sebabnya memiliki sugar baby lebih cocok untuk mereka.
Biasanya, para sugar daddy adalah pria-pria mapan, sukses dan memiliki rekening bank yang cukup mengesankan. Namun ada juga yang biasa saja, tidak terlalu kaya, namun gemar membelanjakan apa pun yang mereka miliki untuk kekasihnya.
Sementara itu, sugar baby merujuk pada pria atau wanita muda yang ingin menjalani gaya hidup mewah, namun tak mampu membiayai sendiri. Oleh karena itu, hubungan ini bersifat simbiosis mutualisme, menguntungkan kedua belah pihak.
Sugar baby masih menurut survey tersebut, berpenghasilan rata-rata £2,300 sebulan, setara sekitar Rp 40 juta dan menghasilkan ‘gaji’ tahunan sebesar £27,600 atau sekitar 400 juta an rupiah.
Kebanyakan dari sugar baby adalah mahasiswa, yang meminta ‘ayah’ mereka untuk membayar biaya pendidikan yang mereka tempuh.
Namun, tidak selalu hanya laki-laki yang menjadi sugar daddy, karena wanita tua kaya yang berkencan dengan seseorang yang lebih muda dan memberi mereka uang saku selama dalam hubungan, juga ada. Dan mereka disebut “sugar mama”.
Dalam hubungan yang dijalani oleh para “sugar” ini, kebanyakan membuat kesepakatan finansial sejak dini. Mereka juga akan menetapkan batasan-batasan dalam hubungan mereka.
Bahkan dalam kasus tertentu, ada yang bersepakat untuk tidak melakukan hubungan seksual. Tugas sugar baby hanya menemani di saat tertentu. Beberapa sugar baby akan meminta uang saku bulanan, sementara yang lain mendapatkan ‘gaji’ dalam bentuk liburan glamor dan belanja sepuasnya.
Sugar baby tentunya berbeda dengan pekerja seks atau wanita pendamping (escort). Perbedaan utamanya adalah bahwa hubungan sugar daddy merupakan kesepakatan yang rutin dan terjadwal, dan memiliki ikatan yang lebih dalam.
Sementara pekerja seks atau escort biasanya disewa dalam waktu tertentu, atau hanya sekali untuk menghadiri pesta atau acara mewah. Sugar baby akan bertemu ‘ayahnya’ beberapa kali dalam sebulan sebagai bagian dari rutinitas hubungan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif