Bacaini.id, SUMENEP – Jangan remehkan selada. Dari usaha tani selada, seorang ibu rumah tangga di Desa Gingging, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep Jawa Timur, telah meraup omzet belasan juta per bulan.
Ibu rumah tangga itu bernama Anis. Ia mengaku awalnya hanya coba-coba, lantaran ingin memanfaatkan lahan kosong di depan rumah. Namun tidak disangka usaha tani seladanya itu ternyata berkembang pesat
Tidak hanya menarik perhatian pelanggan dari dalam dan luar kota. Juga bukan hanya memaksimalkan potensi pertanian. Usaha tani selada yang dirintis pada tahun 2019 itu juga menjadi opsi baru lapangan kerja, yakni terutama anak muda.
“Kita menggandeng anak muda dalam perintisan usaha tani selada. Dari omzet belasan juta yang kita raih setiap bulannya, gaji karyawan-karyawan di sini sama besarnya dengan UMK di Kabupaten Sumenep,” ujarnya, pada bacaini.id, Jumat (17/11/2023).
Untuk usaha tani seladanya Anis menerapkan sistem pertanian modern. Mulai sistem pengaliran air memakai tenaga listrik dan genzet air. Kemudian untuk sistem pemasaran selada, ia memaksimalkan platform media sosial.
Sistem pertanian modern membuat aktifitas agraris yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien.
“Teknologi pertanian modern membantu kami untuk mendapatkan efektivitas perawatan selada tanpa harus menyiram sendiri dengan menggunakan peralatan gayung dan peralatan lainnya. Proses pemasarannya pun kami sebarkan lewat facebook dan instagram,” jelasnya.
Menurut Anis, berkecimpung sebagai petani selada membuatnya mengerti dan memahami betapa besarnya potensi pertanian di ujung timur Pulau Garam Madura. Ketahanan pangan bisa dicapai cukup dengan memasifkan gerakan pemanfaatan pekarangan rumah.
Sebab potensi pertanian di Sumenep realitasnya sangat kaya. Anis mengajak seluruh pelaku usaha tani di Sumenep tidak kehilangan kepercayaan diri. Banyak potensi pertanian yang harus digali, bukan hanya tanaman tembakau, jagung, dan padi.
“Tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan. Karena ketahanan pangan menjadi penentu masa depan. Belajar dari pengalaman, jadi saya mengajak seluruh petani tidak hanya berfokus pada pengembangan usaha tani tembakau, jagung serta padi,” terangnya.
Dari usaha tani selada yang ditekuni Anis berhasil memenuhi permintaan pesanan belasan kilogram selada dalam sehari. Harga selada dibanderol Rp 35 ribu per kilogram.
Pemesan rata-rata dari kalangan pedagang burger dan sandwich di Madura dan kota-kota besar di Jawa Timur. Dari pagi hingga sore, sepuluh hingga belasan kilogram selada dikirim ke pelanggan.
“Sebagian besar pemesan berasal dari pedagang sandwich dan burger di Madura dan kota-kota lain di Jatim. Mereka sudah menjadi pelanggan tetap,” pungkasnya.
Penulis: Muh Iqbal
Editor: Solichan Arif