Bacaini.id, JOMBANG – Tingginya arus sungai brantas membuat sebuah perahu tambangan Nganjuk-Jombang terseret sejauh ratusan meter. Nahasnya, perahu tambangan itu sedang mengangkut penumpang yang pada akhirnya ikut terjebak.
Meski tidak jatuh korban dan perahu berhasil dipinggirkan dengan aman, kejadian ini membuat satu keluarga bersama mobil yang menumpang perahu tersebut merasa panik. Mustain (34) penumpang sekaligus pemilik mobil jenis Avanza itu menceritakan peristiwa yang menimpanya.
Mustain mengaku tidak menyangka kejadian mengerikan itu akan menimpa keluarganya. Derasnya arus air sungai membuat perahu tambangan bertuliskan Joko Tingkir itu tidak berhasil menyeberang, terjebak di tengah sungai dan bahkan nyaris hanyut.
“Saya mau ke Megaluh, mau cari sarapan terus menyebrang lewat sini,” kata Mustain kepada Bacaini.id setelah berhasil selamat dari perahu tambangan, Sabtu, 19 November 2022.
Warga Desa Dawuhan, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk ini sedang bersama istri dan anaknya yang baru berusia 1,5 tahun di perahu tambangan. Sebelum keluarganya, ada satu mobil lain yang berhasil menyeberang dengan selamat. Dia pun tidak berpikiran macam-macam dan merasa aman-aman saja.
Ketika Mustain bersama keluarga dan mobilnya sudah berada di atas perahu, pengemudi perahu memintanya untuk menunggu beberapa saat karena banyak sampah yang melintas terbawa arus. Saat itu, kondisi arus air memang sedang tinggi dan deras. Tak lama kemudian perahu tambangan kembali dijalankan.
“Baru separo jalan berhenti lagi, kali itu mesin perahunya mati,” ujarnya.
Saat itulah istri Mustain mulai merasa panik, terlebih sudah dinyalakan beberapa kali, mesin perahu juga tak kunjung menyala. Pengemudi perahu bahkan sempat mencoba menyalakan mesin kedua, tetapi juga tidak berfungsi sampai perahu mulai hanyut.
“Selain saya dan anak istri ada satu lagi pengendara sepeda motor. Jadi ada empat orang penumpang,” imbuhnya.
Sejak mesin mati, ada sekitar 30 menit perahu Joko Tingkir terus terbawa arus sungai. Kepanikan istri dan ketakutan yang dialami sang anak membuat Mustain semakin khawatir. Beruntung, perahu tambangan itu akhirnya berhenti di bibir sungai meskipun tidak ada akses untuk keluar dari titik itu.
Selang beberapa lama terdampar di lokasi itu, datanglah sejumlah warga yang berusaha membantu mereka. Mereka menggunakan perahu kecil untuk mengevakuasi satu persatu penumpang menuju daratan. Proses evakuasi ini pun dirasakan Mustain cukup menegangkan.
“Lokasi perahu terdampar itu jauh dari dermaga dan banyak tanaman liar di sekitarnya,” ceritanya.
Mustain merasa lega setelah anak dan istrinya berhasil dievakuasi warga dengan aman. Begitu pula dengan dia dan satu penumpang yang lain. Meski demikian, mobil dan sepeda motor penumpang perahu masih terjebak karena tidak ada akses keluar.
“Mobil saya belum bisa dievakuasi, baru bisa keluar bersama perahunya kalau air sudah surut,” imbuhnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Jatikalen, Nganjuk, Aipda Mahmud mengatakan insiden yang menimpa perahu penyeberangan itu terjadi bersamaan dengan datangnya air kiriman dari sungai Widas beserta tumpukan sampah yang cukup banyak.
“Perahu tersebut terseret sejauh 700 meter. Sebenarnya perahu itu beroperasi normal, namun karena ada sampah akhirnya menjadi kendala. Tidak ada korban jiwa dan materi, perahu sudah berhasil sandar dan penumpang selamat,” terang Aipda Mahmud.
Dengan kondisi ini, Aipda Mahmud mengimbau kepada seluruh perahu penyeberangan untuk tidak beroperasi untuk sementara waktu sambil menunggu kondisi air kembali normal dan kondusif.
“Tunggu kondisi sungai normal dulu, mobil dan motor penumpang juga akan dievakuasi setelah kondisi aliran sungai kembali normal,” pungkasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira





