Bacaini.ID, KEDIRI – Menteri Haji dan Umrah, Muchamad Irfan Yusuf memastikan kesiapan Bandara Internasional Dhoho Kediri dalam melayani penerbangan haji dan umrah. Saat ini pemerintah membutuhkan alternatif penerbangan selain Bandara Juanda yang kapasitasnya makin terbatas.
Menteri Haji dan Umrah, Mochamad Irfan Yusuf, menyatakan bahwa Bandara Dhoho secara teknis memenuhi syarat untuk melayani penerbangan haji dan umrah. “Mulai tahun 2027, pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji bisa dilakukan melalui Bandara Dhoho,” ujarnya dalam acara Infrastructure and Service Readiness for Dhoho International Airport di terminal keberangkatan Bandara Internasional Dhoho Kediri, Rabu, 10 Desember 2025.
Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDHI), Maksin Arisandi, mengatakan kegiatan bersama maskapai dan pemangku kepentingan ini dilakukan untuk mengoptimalkan status internasional Dhoho, yang sejak Agustus telah tersertifikasi sebagai bandara internasional.
“Ini adalah bandara swasta murni dan tersertifikasi pertama di Indonesia,” kata Maksim.
Acara tersebut dihadiri 28 maskapai asing dari Timur Tengah, Asia, hingga Eropa yang melihat langsung fasilitas Bandara Dhoho Kediri. Menurut Maksin, tingginya minat maskapai menunjukkan potensi besar catchment Bandara Dhoho di wilayah Mataraman dan Jawa Timur bagian selatan.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menyiapkan infrastruktur pendukung, termasuk asrama haji. Ia menargetkan penerbangan umrah dapat dimulai lebih awal.
“Harapan kami dalam 1–2 bulan ke depan sudah ada penerbangan umrah pertama,” ujarnya.
Pemerintah daerah memperkirakan Bandara Internasional Dhoho dapat melayani jamaah dari 8–12 kota/kabupaten di sekitar Kediri. Sehingga keberadaannya mampu membantu mengurangi beban Bandara Juanda dan mempermudah akses jamaah dari wilayah selatan Jawa Timur.
Penulis: AK Jatmiko
Editor: Hari Tri Wasono





