Bacaini.id, BANGKALAN – Pemerintah Kabupaten Bangkalan lakukan segala upaya untuk menurunkan kasus stunting pada anak. Sebab, kasus ini tengah menjadi atensi pemerintah pusat.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pola asuh anak. Selain pola asuh anak dan kurangnya asupan gizi atau kesehatan, faktor pernikahan dini juga menyumbang angka stunting.
Berdasarkan data Balitbang Kementrian Kesehatan tahun 2021, prevalensi stunting pada anak dan balita di Bangkalan mencapai 38,9 persen atau 2.287 kasus. Angka tersebut menjadi kasus tertinggi di Provinsi Jawa Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Sudiyo menyampaikan bahwa secara keseluruhan angka kasus stunting telah mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Sekarang sekitar 2.287 anak yang mengalami stunting, tahun lalu sekitar 3.710 anak. Artinya mengalami penurunan hampir seribu,” kata Sudiyo dihubungi Bacaini.id, Rabu, 9 Februari 2022.
Dia pun meminta pemerintah desa dan tokoh masyarakat, tokoh agama serta kaum pemuda bisa saling bekerjasama untuk menakan angka stunting di Bangkalan.
Terkait dengan atensi dari pemerintah pusat, Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron menyatakan hal tersebut disampaikan melalui Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sehingga, pihaknya saat ini tengah konsen untuk menekan angka penderita stunting di daerahnya.
“Beberapa hari lalu BKKBN ke Bangkalan dan meminta angka stunting ini bisa ditekan seminimal mungkin, sehingga anak-anak penderita stunting bisa tertangani dengan baik dari sisi kesehatannya,” ungkap Bupati Bangkalan saat hadir dalam kegiatan pengobatan massal dan penanganan stunting di Kecamatan Galis, Bangkalan, Selasa 9 Februari 2022, kemarin.
Ra Latif menambahkan optimalisasi peran Puskesmas, Poskesdes, bidan serta kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa harus dimaksimalkan kembali untuk memberikan pemahaman kepada orang tua anak.
“Kader PKK harus lebih aktif memberikan penyuluhan, dan juga dari puskesmas setempat memberikan bantuan gizi atau tambahan makanan untuk anak-anak yang stunting ini,” imbuhnya.
Penulis: Rusdi
Editor: Novira