• Login
  • Register
Bacaini.id
Tuesday, July 15, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Alasan Sutan Sjahrir Menolak Hadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

ditulis oleh Editor
17/08/2024
Durasi baca: 3 menit
570 6
0
Alasan Sutan Sjahrir Menolak Hadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Alasan Sutan Sjahrir Menolak Hadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. (foto/ist/LIFE/Howard Sochurek)

Bacaini.ID, JAKARTA – Sutan Sjahrir, tokoh PSI (Partai Sosialis Indonesia) tidak ada dalam peristiwa sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Sebagai salah satu founding father dan sekaligus Perdana Menteri pertama Indonesia, Sjahrir tidak nampak dalam dokumentasi (foto) Proklamasi Kemerdekaan di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.  

Sosoknya tidak ada. Ya, Sjahrir memang tidak hadir saat Bung Karno, Bung Hatta dan sejumlah tokoh pergerakan menyusun teks Proklamasi di rumah Laksamana Maeda dan kemudian Sayuti Melik sebagai juru ketiknya.

Sayuti Melik adalah suami SK Trimurti, jurnalis cum aktivis pergerakan yang kemudian jadi Menteri Perburuhan Indonesia pertama.

Sjahrir yang berprinsip tegas diketahui sengaja absen lantaran pemikirannya soal Proklamasi Kemerdekaan sudah tidak sejalan dengan Bung Karno dan Bung Hatta.

Dua hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan atau 15 Agustus 1945, Sjahrir sudah menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan RI sekaligus mendesak Soekarno-Hatta segera menyuarakannya.

Sjahrir lebih dulu mendengar kabar Jepang menyerah kepada Sekutu dan bergegas menyampaikan informasi itu kepada Soekarno dan Hatta, namun Dwi Tunggal itu belum sepenuhnya percaya.

Bung Karno dan Bung Hatta bersama Ahmad Subardjo melakukan konfirmasi ke Laksamana Maeda, namun tidak mendapat jawaban jelas dengan alasan Maeda belum dapat keterangan resmi.

Petinggi Angkatan Laut Jepang itu meminta Soekarno dan Mohammad Hatta bersabar menunggu dan bekerja seperti biasa di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

“Soekarno maupun Hatta tampak gelisah dan terguncang serta kecewa,” tulis Benedict Anderson dalam Java in a Time of Revolution.

Sementara Sjahrir sudah tidak sabar. Menurutnya, pada 15 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan harus dikumandangkan.

Dikutip dari buku Sjahrir Politik Dan Pengasingan di Indonesia, Sutan Sjahrir mengatakan, semua  pesan telah disampaikan ke semua pos penting di Pulau Jawa bahwa Proklamasi akan berkumandang setelah pukul lima petang hari itu.

Ribuan orang telah disiapkan, demonstrasi akan dipusatkan di Lapangan Gambir Jakarta. Skenarionya, para pejuang akan merebut stasiun radio dan kantor polisi militer (Kempei).

Sjahrir juga sudah menyiapkan naskah Proklamasi Kemerdekaan yang ia tulis pada 14 Agustus 1945. Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu terdiri dari 300 kata.

Isinya menggambarkan penderitaan rakyat di bawah pemerintahan Jepang sekaligus pernyataan rakyat Indonesia menolak jadi barang inventaris yang diserahkan dari tangan pemerintahan kolonial satu ke tangan pemerintahan kolonial yang lain.       

Teks yang akan dibaca Soekarno itu telah diedarkan sembunyi-sembunyi kepada para aktifis pergerakan di kantor surat kabar Domei dan stasiun radio, untuk diterbitkan dan disiarkan.

Namun persis sebelum pukul enam petang 15 Agustus 1945 tiba kabar dari Soekarno yang intinya belum bisa mengumumkan proklamasi kemerdekaan. “Ia (Soekarno) belum dapat mengumandangkan proklamasi, dan menginginkan penundaan selama sehari”.

Sjahrir sontak kecewa sekaligus marah kepada Soekarno dan memutuskan bersikap pasif saat Soekarno dan Hatta dan sejumlah tokoh pergerakan menyiapkan teks Proklamasi Kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda.

Pada malam 16 Agustus 1945 itu teks Proklamasi Kemerdekaan Sjahrir sempat dibahas, namun kemudian dibuang karena dinilai terlampau radikal bagi mereka yang mengedepankan kehati-hatian.

“Teks itu, menurut Sjahrir adalah anti Jepang bukan anti Belanda,” tulis Rudolf Mrazek dalam buku Sjahrir Politik Dan Pengasingan Di Indonesia.

Sebagai bagian perjalanan sejarah bangsa, nasib teks Proklamasi Kemerdekaan yang ditulis Sjahrir tidak jelas jluntrugnya. Sutan Sjahrir sendiri tidak menyimpan salinannya.

Begitu pula dengan Des Alwi, anak angkat Sjahrir mengaku tidak ingat lagi isi dari teks proklamasi tersebut. Pemimpin Pendidikan Cirebon Dr Soedarsono, mengaku pernah melihat teks Proklamasi Sjahrir tersebut.

Sayangnya ia tak mampu mengingat seluruh isinya. Yang terekam di ingatannya teks Proklamasi Sjahrir memuat kata-kata aneh dan manis seperti masyarakat demokratis.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: sutan sjahrirsutan sjahrir tidak hadir di Proklamasiteks Proklamasi Sjahrir
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Krisis Fatherless di Indonesia dan Dampaknya Bagi Anak

Krisis Fatherless di Indonesia dan Dampaknya Bagi Anak

Harga Emas dan Dollar yang Naik dan Imbas pada Rumah Tangga

Harga Emas dan Dollar yang Naik dan Imbas pada Rumah Tangga

Obok-obok PT Telkom, KPK Ungkap Kerugian Negara Rp 200 Miliar

KPK Masuk Blitar: Periksa 5 Saksi Korupsi Hibah Pokmas Jatim

  • Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    956 shares
    Share 382 Tweet 239
  • KPK Masuk Blitar: Periksa 5 Saksi Korupsi Hibah Pokmas Jatim

    617 shares
    Share 247 Tweet 154
  • Viral Ricuh Sound Horeg di Karnaval Malang, Warganet: Pantesan Haram

    609 shares
    Share 244 Tweet 152
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15407 shares
    Share 6163 Tweet 3852
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16591 shares
    Share 6636 Tweet 4148

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist