Bacaini.id, LUMAJANG – Kawah Gunung Bromo tengah mengalami peningkatan aktivitas, Sabtu, 4 Februari 2023. Aktivitas ini berpotensi erupsi yang dapat membahayakan masyarakat sekitar, termasuk wisatawan.
Mengutip dari laman resmi magma.esdm.go.id , Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan tingkat aktivitas Gunung Bromo saat ini masih berada pada level II (waspada).
Disebutkan pula, sejak Juli 2019 erupsi gunung api setinggi 2329 mdpl ini berupa erupsi freatik tanpa didahului oleh peningkatan kegempaan yang signifikan. Berikut ini perkembangan terakhir aktivitas kawah Gunung Bromo selengkapnya.
1. Terjadi peningkatan aktivitas kawah berupa sinar api dari dalam kawah berdasarkan pengamatan visual pada tanggal 3 Februari 2023 pukul 21.14 WIB. Bau belerang tercium kuat dari bibir kawah dan terdengar suara gemuruh. Asap kawah dalam satu minggu terakhir teramati berwarna putih tipis hingga tebal dengan ketingian 50-900 meter dari puncak. Vegetasi pada dinding kaldera sebelah timur berwarna kuning dan mengering akibat paparan asap kawah Gunung Bromo.
2. Pengamatan kegempaan menunjukkan masih terekamnya tremor menerus dengan amplitudo 0.5 – 1 mm (dominan 0.5 mm) yang disertai pula terekamnya Gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal. Hal ini menunjukkan adanya proses fluktuasi tekanan di dalam tubuh Gunung Bromo yang disertai oleh aliran fluida ke permukaan.
3. Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas kawah G. Bromo adalah terjadinya erupsi freatik ataupun magmatik dengan sebaran material erupsi berupa abu dan lontaran batu (pijar) yang dapat mencapai radius 1 km dari pusat kawah, serta keluarnya gas-gas berbahaya bagi kehidupan.
Berdasarkan hasil evaluasi secara menyeluruh maka tingkat aktivitas Gunung Bromo pada tanggal 4 Februari 2023 pada Level II (Waspada) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini, sebagai berikut :
1. Masyarakat sekitar, pengujung, wisatawan dan pendaki tidak memasuki area kawah dalam radius satu kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo.
2. Masyarakat di sekitar Gunung Bromo, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Bromo agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba – tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
3. Pemerintah Daerah, BPBD di Kabupaten senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Bromo di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat).
Tingkat aktivitas Gunung Bromo dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan.
Penulis: Novira