Film Akhir Titik Balik (ATB) sukses menarik perhatian banyak penonton di dunia maya. Sejak diunggah di Youtube empat hari lalu, film karya Roma Juliandi ini sudah ditonton sebanyak 6.800 kali.
“Respon penonton di luar perkiraan kami. Padahal proses produksinya hanya empat hari,” kata Roma Juliandi saat berkunjung di kantor Redaksi Bacaini.id, Kamis 1 Oktober 2020.
Kecermatan memilih aktor, menurut Roma, menjadi salah satu faktor ‘boom’ dalam mendongkrak penonton. Di film ini, Roma sukses merayu Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil atau Gus Ab untuk berakting.
Keputusan itu cukup cermat. Gus Ab mampu memerankan tokoh agama di film ATB dengan apik dan natural, sesuai karakternya di dunia nyata. “Tantangan juga mengarahkan pemain yang belum pernah berakting,” kata Roma yang memuji penampilan Gus Ab.
Bukan hanya Gus Ab, seluruh pemeran film ATB bukanlah aktor profesional. Alih-alih berimprovisasi layaknya Reza Rahardian atau Dude Herlino yang lekat dengan peran religi, para pemain ATB justru memeragakan aktivitas harian. Mereka memboyong kehidupan nyata ke dunia peran, hingga membuat film bergenre fiksi itu benar-benar membumi.
Meski ATB merupakan film perdana bagi Roma Juliandi, namun eksekusi gambarnya patut diacungi jempol. Roma mengaku menyewa peralatan dan operator dari luar kota untuk menggawangi kamera. Demikian pula teknis pembuatan film yang mengedepankan protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan. Semua pengambilan gambar dilakukan cepat dan terarah untuk meminimalisir efek sosial.
Sayangnya penguasaan dan eksekusi gambar film ATB yang nyaris sempurna ini tak diimbangi alur cerita yang mulus. Lompatan adegan yang terlalu ekstrim membuat penonton kehilangan konteks sebelum disodorkan fakta baru. “Ini menjadi pelajaran bagi kami untuk memperbaiki di film berikutnya,” kata Roma.
Film ATB mengisahkan seorang pemuda yang terjebak dalam pergaulan nakal. Hingga sebuah peristiwa dramatik menuntunnya kembali ke jalan yang benar.
Di sinilah Roma memasukkan unsur kampanye program perbankan syariah, yang menolong pemuda itu membangun bisnis UMKM. Pendeknya durasi film memaksa Roma membungkus alur cerita menjadi padat.
Film yang ditulis Ellya Destiara dan diproduseri oleh Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Kediri, Nur Muchyar ini akan dilombakan dalam Sharia Short Movie Competition, yang salah satu jurinya adalah Hanung Bramantyo. (HTW)