Bacaini.id, MALANG – Aremania kembali melakukan aksi demo yang kali ini ditujukan kepada klub kebanggaan mereka sendiri. Ratusan suporter ini bahkan menyegel paksa kantor Arema FC di Jalan Oro-Oro Dowo, Malang.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan para suporter karena nihilnya simpati dan empati dari klub Arema FC atas terjadinya insiden kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan beberapa bulan lalu.
Massa Aremania melakukan longmarch menuju kantor yang mereka sebut sebagai Kandang Singa sambil menenteng poster berisi tuntutan. Secara terang-terangan, poster bertuliskan kritik sarkas itu sebagian besar ditujukan kepada big bos Arema FC, Iwan Budianto.
Klub berjuluk Singo Edan itu dianggap tidak berinisiatif mengambil sikap disaat para suporter memperjuangkan keadilan bagi 135 nyawa sesamanya yang terenggut di Kanjuruhan. Bahkan, klub yang telah disanksi tidak bisa bermain di kandang itu tetap fokus melanjutkan kompetisi.
“Klub sebagai subjek hukum harusnya ikut tanggung jawab. Minimal ikut berjuang menuntut keadilan, bukan malah abai karena hanya fokus melanjutkan kompetisi,” kata Ferry, salah satu Aremania yang ikut demo hari ini, Minggu, 15 Januari 2023.
Menurutnya, tragedi Kanjuruhan ini membuat Aremania trauma untuk datang lagi ke stadion. Padahal seharusnya stadion menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi suporter. Meski terjadi pitch invasion sekalipun, penggunaan kekuatan berlebih seperti gas air mata tidak bisa dibenarkan.
”Ini merupakan puncak dari gunung es kebobrokan pengelolaan sepak bola di Indonesia. Klub Arema dalam hal ini juga seolah tidak berinisiatif mengambil sikap,” tegasnya.
Salah satu suporter fanatik ini juga mengungkapkan bahwa Arema FC yang dinaungi PT. AABBI ini juga ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan laga pada 1 Oktober 2022 lalu. Jika dikaitkan dengan kondisi ini, klub hanya menganggap suporter sebagai ladang bisnis semata.
Aremania juga menganggap, perjuangan klub selama ini hanya sekedar formalitas lewat tagar Usut Tuntas. Tidak pernah sekalipun pihak manajemen ikut mendampingi suporter dalam menuntut keadilan bersama.
”Sampai detik ini mereka hanya sebatas memberi santunan. Korban ini butuh pendampingan dan advokasi hukum karena menurut kami penindakan hukumnya masih jauh dari harapan. Sekarang malah masih main bola di tengah kebobrokan pengelolaan sepak bola,” tandasnya kecewa.
Aksi Aremania melakukan penyegelan kantor dengan menempel stiker berjalan lancar. Hanya saja, keinginan mereka untuk berdialog dengan manajemen tidak bisa dilakukan karena kantor Arema FC sedang tutup.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira