BLITAR – Peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Blitar bagian selatan. Seorang petani dan kedua anaknya ditemukan tewas di rumahnya di Dusun Sumbertuk, Desa Sumberjo, Kecamatan Kademangan, Jumat, 29 Januari 2021.
Petani bernama Suyani (56 tahun) itu ditemukan dalam posisi menggantung di kamarnya dengan seutas tali yang melilit leher dan tertambat di kayu atap rumah. Di kamar yang lain, anak perempuannya, Nada (21 tahun), dan anak bungsunya, Samuel (9 tahun) ditemukan telentang bersebelahan dalam kondisi tak bernyawa.
“Yang pertama saya lihat Nada dan Samuel, tiduran bersebelahan. Wajah keduanya ditutupi boneka. Saya buka kok kondisinya begitu,” ujar Nurhayah, kerabat dekat keluarga Suyani, kepada Bacaini.id, Jumat, 29 Januari 2021.
baca ini : Pelanggaran Lantas di Blitar Kota Turun
Nurhayah yang juga teman sepermainan Nada itu, sontak berteriak historis saat mendapati kedua anak Suryani tak bernyawa. Teriakannya mengundang tetangga sekitar, dan ketika tetangga berdatangan, baru keberadaan Suyani yang menggantung di kamarnya diketahui.
Polisi menduga kuat Suyani tewas bunuh diri dengan cara menggantung diri, namun terkait penyebab kematian kedua anaknya, polisi belum bisa mengambil kesimpulan.
“Dugaan kuat S (Suyani) bunuh diri. Tapi untuk kedua anaknya, polisi masih harus melakukan pendalaman. Kita tunggu hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), dan hasil otopsi,” ujar Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela yang berada di lokasi, Jumat, 29 Januari 2021.
Kapolres juga membenarkan saat pertama ditemukan, tubuh Nada dan Samuel telentang dengan wajah keduanya ditutupi boneka.
baca ini : Khofifah Ingatkan Kapolri Tentang Kejahatan Virtual
Ditanya apakah ada kemungkinan Nada dan Samuel sengaja dibunuh terlebih dulu, Leo menolak menjawab. Namun, dia memperkirakan waktu tewas ayah dan dua anaknya itu sekitar dini hari tadi. “Jasad sudah kaku. Kira-kira tewasnya 9 jam dari sekarang. Perkiraan saya ya dini hari tadi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Sumbertuk, Subiantoro mengatakan, Suyani sudah lama hidup menduda sejak ditinggal mati istrinya sekitar 9 tahun lalu ketika usia Samuel sekitar setahun. Sehari-hari, ujar Subiantoro, Suyani bekerja di ladang. Menurutnya, kondisi ekonomi keluarga itu dalam keadaan sulit.
Sejak beberapa waktu lalu, biaya hidup Suyani dan kedua anaknya lebih banyak ditopang oleh anak sulungnya, Henok, yang bekerja di Timor Leste. “Nada sempat bekerja, tapi beberapa bulan lalu berhenti,” ujarnya.
Penulis : Hasan
Editor : Karebet