KEDIRI – Meyeruput kopi tubruk berkualitas tak selalu harus merogoh kocek yang dalam. Buktinya di Cafe Tangga Langit yang berada di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, anda dapat menikmati kopi tubruk khas Kediri hanya dengan harga Rp. 15.000 saja.
Di Cafe yang berada di kaki Gunung Wilis ini, kopi tubruk menjadi salah satu varian kopi favorit pengunjung . Disana kopi dibuat secara manual oleh barista yang memiliki kemampuan meracik kopi.
Owner Cafe Tangga Langit Widianto Heru Kusumo mengatakan, kopi tubruk di Cafenya berbeda dengan kopi tubruk biasa. “Kami menyebut kopi tubruk disini dengan Kopi kerincing, itu kopi tubruk tanpa ampas yang diracik oleh barista kami,” kata Widi.
Widi mengatakan di cafe Tangga Langit memang tidak membawa brand sachet apapun, karena memiliki barista modern yang meracik kopi dengan metode Manual Brew. Begitu juga untuk membuat kopi kerinci.
baca ini : Mahasiswa Unibraw Ciptakan Kopi Kulit Mangga Podang
Kopi kerinci sendiri merupakan kopi murni yang dibuat dengan gramasi, suhu air dan tekanan tertentu sehingga menghasilkan sari kopi berkualitas. Pembuatan kopi dengan manual brew tidak menggunakan mesin espresso ataupun mesin lainnya.
“Tentu pembuatannya secara manual, namanya juga manual brew, rasanya juga beda kalau menggunakan mesin,” jelas widi.
Menu unggulan ini menarik rasa penasaran penikmat kopi, terutama pecinta kopi tubruk. Penyajiannya yang berbeda membuat taste kopi tubruk terasa lebih nikmat, apalagi kopi ini tanpa ampas.
Widi juga mengatakan tidak perlu meragukan taste dari kopi tubruk kerinci, karena barista yang ada sudah terlatih. Tidak sulit bagi Widi untuk mencari barista yang sudah terampil. Sesuai dengan background Widi yang memang sudah lama bergelut di dunia kuliner.
Bukan hanya barista, Cafe ini juga melibatkan chef yang juga terampil. Bahkan untuk staf dan karyawan di Cafenya, Widi juga bekerjasama dengan masyarakat sekitar. “40 persen karyawan disini kita libatkan warga sekitar dan kita berikan pelatihan, kita ajari mulai dari mulai dari treatment, penyimpanan, hingga pengemasan, “kata Widi.
Karena dibuka pada masa pandemi, maka Widi juga bekerjasama dengan warga pelaku UMKM supaya bisa memasarkan produknya. Salah satunya pengrajin krupuk pasir yang ada di Semen. Menu yang menggunakan krupuk pasir diberi nama kerupuk kangen, yaitu kerupuk pasir dengan sambal gula atau sambel cur.
Tangga Langit berdiri diatas tanah seluas 3.000 meter persegi dengan cafe atau restoran seluas 24×12 meter persegi. Cafe ini memiliki daya tampung 250 kursi yang saat ini masih diisi setengahnya, terkait wajib prokes yang harus dipatuhi.
baca ini : Menikmati Sensasi Ngopi di Bus
Lebih lanjut Widi mengatakan konsep Cafe Tangga Langit adalah sederhana dengan kearifan lokal. Selain itu letak dari cafe ini bisa dikases dengan mudah didukung dengan view Kota Kediri yang indah, karena berada di dataran tinggi. Tentu saja banyak spot yang instagramable yang cocok bagi generasi milenial.
“Kalau ingin melihat dengan jelas indahnya sunrise, jam 5 sore lah datang ke sini, gak perlu jauh-jauh ke Bromo sih,” imbuh Widi berpromosi.
Cafe Tangga Langit buka mulai pukul 10.00 sampai 21.00 WIB. Cafe ini juga menerima layanan reservasi untuk keluarga juga komunitas. Sebanyak 10 varian menu minuman dan 20 menu makanan tersedia di Cafe yang ada di kaki Gunung Wilis ini.
“Walaupun masih di masa pandemi, tetapi tidak perlu takut untuk datang, kami terapkan prokes ketat dari awal untuk keamanan dan kenyamanan teman-teman yang datang,” pungkasnya.
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet