KEDIRI – Pandemi covid 19 benar-benar memukul perekonomian Kota Kediri. Selama corona, jumlah warga yang jatuh miskin bertambah 1.650 jiwa.
Badan Pusat Statistik Kota Kediri mengumumkan terjadinya kenaikan jumlah warga miskin selama pandemi berlangsung sebesar 1.650 jiwa, atau naik 0,53 persen. Sehingga jumlah warga miskin di Kota Kediri saat ini sebesar 22.190.000 jiwa atau 7,69 persen. “Peningkatan kemiskinan ini didorong oleh naiknya harga barang atau jasa dibanding tahun 2019,” kata Kepala BPS Kota Kediri Lilik Wibawati kepada Bacaini.id, Selasa 29 Desember 2020.
Hasil survei yang dilakukan BPS juga menyebut standar garis kemiskinan di tahun 2020 turut naik. Jika sebelumnya keluarga dengan pendapatan Rp 471.893 per bulan termasuk warga miskin, kini warga dengan penghasilan Rp 493.438 per bulan sudah dikategorikan miskin.
Lilik menjelaskan peningkatan kemiskinan ini didorong oleh naiknya harga barang atau jasa secara umum selama pandemi berlangsung. Sejumlah komoditas yang naik adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau hingga memicu inflasi sebesar 6,90 persen.
Inflasi juga melanda sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,10 persen.
Kemiskinan di Kota Kediri ini cukup memukul masyarakat dengan kelompok pendidikan SD hingga SLTP sebesar 47,42 persen. Sedangkan warga miskin berpendidikan SLTA ke atas sebanyak 41,07 persen.
Bukan hanya itu, data BPS juga menyebutkan kenaikan harga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga hingga menyumbang inflasi sebesar 2,47 persen. Inflasi kelompok pendidikan naik 1,59 persen, sementara kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 1,25 persen. Sektor kesehatan juga terkatrol sebesar 1,22 persen.
Kota Kediri tak sendirian menghadapi keterpurukan ekonomi. Kota-kota lain di Jawa Timur juga mengalami persoalan sama, dan menempatkan Kota Kediri di urutan ke-10 kota/kabupaten yang mengalami peningkatan kemiskinan, di bawah Kota Probolinggo dan Tulungagung.
Daerah dengan angka kemiskinan terendah di Jawa Timur adalah Kota Batu sebesar 3,89 persen. Sedangkan kabupaten dengan kemiskinan terbanyak terjadi di Sampang sebesar 22,78 persen.
Penulis: Karebet
Editor: HTW