• Login
  • Register
Bacaini.id
Saturday, December 6, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Wahidiyah, Potret Kerukunan Umat Islam Kota Kediri

ditulis oleh redaksi
23 November 2020 19:31
Durasi baca: 1 menit
Wahidiyah, Potret Kerukunan Umat Islam Kota Kediri

Ponpes Wahidiyah Kedunglo. Foto: Youtube

KEDIRI – Keberadaan pondok pesantren Wahidiyah Kedunglo al Munadhdhoroh memberi warna keberagaman umat Islam di Kota Kediri. Beragam aliran keagamaan Islam tumbuh beriringan tanpa saling menciderai.

Pendirian Pondok Pesantren al Munadhdhoroh di Desa Bandar Lor Kecamatan Mojoroto berperan besar dalam perjalanan sejarah Kota Kediri. Pondok ini didirikan oleh KH. Mohammad Ma’roef pada tahun 1901.

Jauh sebelum pondok pesantren ini berdiri, kawasan tersebut merupakan bumi supit urang atau rawa. Masyarakat sekitar kerap menyebutnya sebagai kedung. Sejumlah sumber menyebut daerah itu juga ditumbuhi Pohon Elo. Sehingga dalam perkembangannya kawasan itu dikenal juga dengan Kedunglo.

Keputusan KH. Ma’roef memilih tempat itu menjadi pondok sempat menuai pro kontra. Namun atas keyakinannya, pondok pesantren al Munadhdhoroh akhirnya berdiri dengan ajaran Wahidiyah.

Pondok pesantren ini tumbuh dan berkembang di kawasan yang berdekatan dengan Pondok Pesantren Lirboyo. Jumlah jamaahnya juga menyebar hingga ke berbagai pelosok tanah air.

Ribuan jamaah ini kerap memenuhi seluruh kawasan di sekitar pondok saat perhelatan Mujahadah Kubro. Mereka berasal dari berbagai kota yang berbondong-bondong ke Bandar Lor untuk bermunajat.

Jika momentum itu tiba, seluruh kawasan dan jalan umum di area itu ditutup. Meski melumpuhkan aktivitas warga, tak ada yang protes. Pengasuh pondok membangun hubungan sosialnya dengan baik meski tak semua warga menjadi pengikut Wahidiyah.

Hebatnya lagi, meski bertetangga dengan Pondok Pesantren Lirboyo, dan sama-sama dikenal sebagai pondoknya pesilat, tak pernah ada kisah perseteruan di antara mereka. Santri Kedunglo dan Lirboyo saling menghargai dan tak pernah mengusik.

Selain Lirboyo yang beraliran Nahdlatul Ulama, Kota Kediri juga menjadi tempat tumbuhnya Pondok Pesantren Wali Barokah yang dinaungi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Pondok ini menggurita dengan leluasa tanpa satupun konflik dengan pesantren lain.

Kemajemukan ini menjadi khasanah Kota Kediri yang tumbuh beriringan tanpa saling menyerang. Tak heran jika kota yang dipimpin Abdullah Abu Bakar ini dijuluki sebagai kota pesantren, dengan slogan Harmoni Kediri. (HTW)

 

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: pesantren kedungloWahidiyah
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

sampah plastik cemari laut

Sampah Plastik yang Mencemari Laut di Dunia Datang dari Asia

Kota Kediri Terima Penghargaan Swasti Saba Padapa, Ini Penjelasan Nilainya

Kota Kediri Terima Penghargaan Swasti Saba Padapa, Ini Penjelasan Nilainya

guru privat anak

Tip Jadi Guru Privat Anak di Rumah, Tak Berlaku Untuk Ortu Tajir

  • pelajar blitar pembuang bayi menangis

    Tangis Penyesalan Pelajar di Blitar Usai Membuang Bayi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Rembang Hapus TPP, Nilai yang Diterima ASN Bikin Ngiler

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Kekuatan Fiskal Kota Kediri, Aman atau Bahaya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist