• Login
  • Register
Bacaini.id
Sunday, December 14, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Nestapa Diah, Siswa SD Yang Putus Sekolah Karena Malu Diejek

ditulis oleh redaksi
21 November 2020 18:49
Durasi baca: 2 menit
Nestapa Diah, Siswa SD Yang Putus Sekolah Karena Malu Diejek

Kondiri rumah Diah di Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Foto: Bacaini/Novira

Peringatan Hari Anak Sedunia tak berpengaruh pada Diah. Bocah 13 tahun ini mengaku minder pada keadaan hingga memutuskan berhenti sekolah.

Diah sudah tak bersekolah. Terakhir kali dia tercatat sebagai siswa kelas empat sekolah dasar. Anak-anak sebayanya sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Bocah yang tinggal di Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri cukup memprihatinkan. Apalagi alasannya tak melanjutkan sekolah juga mengejutkan; diejek temannya.

Dikunjungi Bacaini.id di rumahnya, Jumat 20 November 2020, Diah sedang asyik bermain kucing. Gadis cilik ini tak mempedulikan siapapun selain seekor kucing yang dipegangnya. Meski dicakar berkali-kali, Diah tak melepaskan tangannya dari kucing itu.

Saat ditanya tentang sekolahnya, Diah mengaku kelas empat sekolah dasar. Namun karena aktivitas sekolah dilakukan secara daring, dia tak sekolah.

Ketika ditanya tentang ponselnya yang dipergunakan untuk belajar, Diah menjawab sekenanya, “Sedang dibawa kakak, nanti dikembalikan”.

Pernyataan itu langsung dibantah Sarmi, ibunya. Perempuan berusia 52 tahun itu mengatakan Diah sudah tidak sekolah. Kata Sarmi, Diah berhenti sekolah karena sering diskors oleh gurunya. Diah pun membenarkan keterangan ibunya.

baca ini Diijinkan Menteri Pendidikan di Kediri Belum Jelas

Namun Diah membantah jika dirinya tak mau sekolah karena diskors. Dia mengaku tak ingin lagi bersekolah karena kerap diejek teman-temannya. “Sering diolok-olok, katanya saya bodoh, miskin, ibu saya juga dibilang tidak waras,” kata Diah sambil menunduk.

Diah merasa malu dan tidak punya teman. Ditambah lagi sejak pandemi berlangsung, aktivitas belajar dilakukan secara daring. Sementara Diah justru tidak memiliki ponsel.

Diah tercatat putus sekolah sejak pandemi berlangsung. Dia juga memiliki catatan buruk tentang akademisnya hingga kerap tak naik kelas.

baca ini Pemerintah Putuskan Belajar Tatap Muka Mulai Januari 2021

Sayangnya, Diah menyimpan sendiri semua persoalannya di sekolah. Bocah kecil ini tak punya nyali untuk menceritakan ejekan yang dialaminya di sekolah kepada ibunya. “Pokoknya saya tidak mau sekolah, nanti tidak punya hp saya diejek lagi, tidak mau,” kata Diah.

Ironisnya, tak hanya Diah yang menjadi bahan olokan di temannya. Mereka juga kerap menyebut ibunya tidak waras. Hal itu membuat Diah malu.

Seorang tetangga Diah mengatakan bahwa Sarmi memang sempat mengalami depresi karena persoalan rumah tangga. Ayah Diah juga telah meninggal karena sakit.

Saat ini Diah tinggal bersama ibu dan kakak perempuannya yang sudah menikah dan memiliki anak usia balita. Kakaknya bekerja di salah satu rumah sakit di Kediri. Karena kebutuhan yang banyak di situasi sulit ini, hidup mereka menjadi jauh dari layak.

Sarmi tidak bekerja. Setiap hari dia di rumah bersama Diah dan cucunya. Mereka tinggal di satu rumah kecil yang kurang terawat. Rumah sederhana itu bahkan tidak layak untuk ditinggali mereka berlima.

Diah adalah potret anak-anak yang kurang beruntung di sekitar kita. Mereka kerap terlihat baik-baik saja meski mengalami beban yang cukup berat. Baginya, tak ada pembeda hari anak dengan hari-hari biasa yang dilaluinya dengan keras.

Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: daringhari anak seduniasekolah daring
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

warna fashion 2026

Warna-warna yang Bakal Ngetren di Tahun 2026

penumpang daop 7 madiun

KAI Daop 7 Madiun Tambah Rangkaian KA Untuk Nataru

keripik kentang

Keripik Kentang Pertama Tercipta dari Rasa Jengkel, Ini Kisahnya

  • sekda tulungagung hilang misterius

    Sekda Tulungagung Hilang Misterius Pasca Dilorot Jadi Kadis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ponorogo Punya 3 Destinasi Wisata yang Bikin Pengunjung Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resep Bumbu Bali, Kuliner Pedas yang Bukan Berasal dari Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist