Bacaini.ID, JEMBER- Bupati Jember, Muhammad Fawait kembali menegaskan bahwa jajaran birokrasi tidak boleh bekerja setengah hati. Dalam pertemuan bersama para kepala OPD dan camat di penghujung acara Bunga Desaku Kecamatan Kencong, Sabtu (21/11/2025) malam, ia meminta seluruh pejabat berani mengeksekusi program prioritas tanpa ragu asalkan sesuai aturan.
Bupati Fawait menyampaikan bahwa keberanian pejabat mengambil keputusan adalah kunci percepatan pembangunan. Menurutnya, rasa takut berlebihan terhadap laporan maupun tekanan eksternal justru membuat banyak agenda daerah berjalan lamban.
“Pasang badan itu harus. Bukan untuk hal negatif seperti korupsi, tapi untuk memastikan belanja prioritas terlaksana. Kalau alurnya lengkap, programnya jelas, dan kejaksaan sudah mendampingi, ya kerjakan saja,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa laporan ke aparat penegak hukum bukan sesuatu yang perlu dihindari selama prosedur dijalankan dengan benar. “Dilaporkan itu biasa. Yang penting kita bekerja sesuai ketentuan. Selama anak buah saya bergerak di koridor yang sudah saya tetapkan, saya siap tanggung jawab,” ujarnya.
Di tengah ancaman pemotongan transfer pusat sekitar Rp 350 miliar pada 2026, Fawait memastikan Pemkab tetap mendorong transformasi layanan publik. Beberapa program OPD memang dipangkas, namun ia menyebutnya sebagai penyesuaian karena sebagian bisa ditopang dana pemerintah pusat.
Untuk menutup potensi kekurangan anggaran, Bupati Fawait mendorong OPD lebih agresif menjalin komunikasi ke kementerian. Menurutnya, kunjungan kerja harus fokus ke pusat, bukan studi banding yang tidak memberikan efek anggaran.
“Habis 10 juta tapi pulang dengan komitmen 100 juta dari pusat itu bagus. Tidak ada ceritanya studi banding ke daerah lain. Ke Jakarta, sering-sering. Lama-lama pusat sungkan, akhirnya ngasih program,” katanya.
Bupati Fawait juga meminta seluruh ASN ikut menyebarkan citra positif daerah lewat media sosial. Ia menginstruksikan adanya unggahan serentak setiap Jumat untuk mempromosikan destinasi wisata atau capaian pembangunan.
“Upload bareng-bareng. Hari ini Watu Ulo, minggu depan Papuma. Kita bangun mood positif Jember,” ujarnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya akurasi data kependudukan, terutama terkait kematian dan migrasi, karena berdampak langsung pada pembiayaan Universal Health Coverage (UHC). Ia tidak ingin lagi mendengar ada warga terlantar akibat pendataan yang buruk.
“Saya sudah siapkan aplikasi untuk update data. Kalau tidak didata serius, UHC bisa salah sasaran. Jangan sampai pemerintah membayar untuk warga yang sudah meninggal atau pindah,” tegasnya.
Melalui arahan tersebut, Fawait ingin memastikan birokrasi Jember bekerja lebih berani, kompak, disiplin, dan aktif mencari peluang anggaran pusat—sekaligus bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambil.
Penulis : Mega





