Bacaini.ID, KEDIRI – Tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Nasional.
Penetapan hari wayang nasional dimulai sejak masa Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) No 30 Tahun 2018 pada 17 Desember 2018.
Penetapan tanggal 7 November mengacu momen pengakuan internasional oleh UNESCO, yang memasukkan wayang dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 7 November 2003.
Wayang menjadi salah satu dari beragam budaya nusantara yang telah mendapatkan pengakuan dunia.
Pengakuan dunia internasional terhadap eksistensi dan nilai luhur kesenian wayang ini tak lepas dari peran para seniman wayang yang terus bertahan di tengah gempuran modernisasi.
Pertunjukan wayang pun, banyak melakukan perubahan sesuai perkembangan zaman dan pengaruh dalang, sangat berperan besar.
Berikut beberapa maestro pertunjukan wayang, dalang yang dikenal inovatif dan menghidupkan wayang menjadi sebuah pertunjukan budaya yang segar namun tetap tak mengurangi nilainya.
Baca Juga:
- Rekam Jejak Sate Maranggi yang Kini Mendunia
- Apa itu Gandrung Sewu Banyuwangi? Tarian Heroik Pelawan Belanda
- Apa itu Ritus Longkangan Trenggalek? Yang Menjadi Warisan Budaya Tak Benda
Ki Anom Suroto
Dalang wayang kulit gagrak atau gaya Surakarta yang beberapa waktu lalu telah berpulang di usia 77 tahun.
Ki Anom Suroto dikenal luas sejak sekitar tahun 1975.
Ki Anom Suroto memiliki ciri khas suluk atau vokal yang merdu berwibawa dengan nafas panjang.
Menguasai lakon klasik gaya Surakarta dan seringkali menyelipkan kritik sosial dan nilai moral dalam pertunjukannya.
Kemampuannya menghidupkan karakter wayang, narasi kuat dan penuh emosi, namun juga segar dengan humor saat memerankan tokoh Gareng.
Ki Anom Suroto juga menciptakan gending-gending Jawa. Semasa hidupnya aktif membina dalang muda dan dedikasinya melestarikan wayang kulit pernah mengantarkannya menjadi dalang pertama yang tampil di lima benua.
Ki Manteb Soedharsono
Lahir pada 31 Agustus 1948 dan berpulang pada 2 Juli 2021 lalu. Dalang yang paling populer di masanya. Di era tahun 90’an, Ki Manteb bahkan membintangi beberapa iklan produk.
Mendapatkan julukan sebagai ‘Dalang Setan’ oleh para pecinta wayang karena keterampilan sabetannya, kecepatan menggerakkan wayang.
Ki Manteb merupakan pelopor perpaduan seni dalang tradisional dan modern. Sempat menjadi pro dan kontra saat Ki Manteb memasukkan alat-alat musik modern seperti tambur, biola, terompet maupun simbal ke atas pentas.
Inovasi yang dilakukan oleh Ki Manteb terbukti mendapatkan tempat di hati pecinta wayang kulit. Bahkan membuat pamor dalang dan wayang kulitnya semakin disukai masyarakat luas.
Ki Seno Nugroho
Dalang yang dijuluki sebagai ‘Dalang Milenial’ karena populer di kalangan anak muda dengan gayanya yang enerjik, humoris dan interaktif dengan penontonnya.
Ki Seno Nugroho meninggal di usia 48 tahun pada 3 November 2020 lalu. Namun jejak pertunjukan wayangnya yang meriah, tetap digemari oleh para pecinta wayang kulit karena terdokumentasi dengan baik di chanel YouTube maupun seringkali diputar di siaran radio.
Potongan-potongan video pertunjukan wayangnya dapat dengan mudah ditemukan di berbagai platform media sosial.
Ki Seno Nugroho menjadikan pertunjukan wayang lebih menarik dan tidak membosankan untuk generasi muda dengan berbagai inovasinya.
Bahkan menjadi satu-satunya dalang di Indonesia yang tetap ‘tanggapan’ di masa pandemi covid, melalui media sosial dengan siaran live.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





