Bacaini.ID, KEDIRI – Persoalan sampah di Indonesia tak pernah terselesaikan. Dari 31,9 juta ton produksi sampah nasional pada tahun 2024, sebanyak 11,3 juta ton sampah tidak bisa dikelola.
Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-5 dunia sebagai negara penghasil sampah terbesar. Laporan World Bank’s Atlas of Sustainable Development Goals tahun 2023 itu mencerminkan betapa besarnya tantangan pengelolaan sampah di Indonesia.
Prihatin dengan hal itu, sejumlah anak yang menjadi siswa Sekolah Alam Ramadhani bersama Kampung Dongeng Kediri dan Taman Baca Mahanani mengkampanyekan isu sampah. Kegiatan yang digelar di Taman Sekartaji Kediri, Minggu, 2 November 2025 ini sebagai pengingat dan pembelajaran untuk lebih peduli kepada lingkungan.
“Kami menyuarakan kepada semua masyarakat untuk lebih sadar dan paham mengenai sampah-sampah yang selama ini kita hasilkan. Sehingga tidak seluruhnya kita sumbang ke gunungan sampah yang semakin meninggi,” kata Ulya, Kepala Sekolah Alam Ramadhani kepada Bacaini.ID.

Kegiatan yang dikemas dalam Pekan Ceria ini mengajarkan anak-anak untuk memilah sampah, seperti sampah organik, anorganik, dan B3. Selanjutnya mereka diajak untuk merasakan langsung mengompos sampah organik, dan berkarya dengan kardus bekas sebagai media kampanye.
Dengan kreatifitas masing-masing, mereka membuat kreasi kostum tempat sampah, pot bunga, hero sampah, dan tulisan seperti, “Sampahku Tanggungjawabku, Sampah dimana-mana Bumi Merana, Nyampah? Malu ahh, serta 4 Sehat 5 Jaga Kebersihan”.
Menariknya, kostum tersebut mereka kenakan dan dikampanyekan di Taman Sekartaji.
Selain berkampanye, Pekan Ceria ini menyediakan tiga spot yang bisa dikunjungi, yakni; spot Dongeng, spot Karya Penuh Warna, dan Lapak Buku oleh Mahanani.
“Tidak hanya menyuarakan, kami juga berproses belajar dan terus beraksi menjadi satgas lingkungan sadar sampah. Langkah awal yang harus terbentuk adalah dapat memilah sampah sesuai jenisnya,” pungkas Ulya. Penulis: Hari Tri Wasono
	    	
		    
                                



