• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, October 9, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Manifesto Nahdlatul Ulama (NU) adalah Islam yang Revolusioner

Nahdlatul Ulama (NU) tidak dilahirkan di ruang rapat kaum elit, tapi di surau-surau para kiai desa, kiai kampung, menjadi garda depan Islam progresif

ditulis oleh Editor
09/10/2025
Durasi baca: 3 menit
547 6
0
Wakil Ketua GP Ansor Jakarta Timur sebut Manifesto NU

Wakil Ketua GP Ansor Jakarta Timur Alfat Maulana: manifesto nahdlatul ulama adalah Islam Revolusioner (foto/ist)

Nahdlatul Ulama (NU) bukan sekadar organisasi keagamaan. Ia adalah gerakan peradaban, sebuah revolusi spiritual yang lahir dari rahim penderitaan bangsa dan kegelisahan iman.

NU tidak dilahirkan di ruang rapat kaum elit, tapi di surau-surau para kiai desa tempat di mana Islam tidak hanya dihafal, tapi dihidupi.

NU berdiri bukan untuk menjaga status quo, melainkan untuk mengguncang tatanan lama yang menindas umat dalam bentuk penjajahan, kebodohan, dan kemiskinan.

Sejak 1926, NU mengumandangkan satu pesan yang menggelegar di jagat Nusantara: Islam tidak boleh menjadi alat penindasan, Islam harus menjadi kekuatan pembebasan.

Inilah Islam yang revolusioner, yakni Islam yang berpihak pada rakyat kecil, Islam yang menolak tunduk pada kekuasaan zalim, Islam yang menolak diseret menjadi proyek politik eksklusif.

NU tidak pernah berdiri di menara gading, melainkan di tengah lumpur kehidupan bangsa. Ia hadir bersama petani, nelayan, buruh, dan santri. Ia tidak bicara surga sambil melupakan bumi.

NU mengajarkan bahwa berjuang di sawah, di pabrik, di ruang kelas, bahkan di parlemen  adalah bagian dari jihad fi sabilillah.

NU menolak Islam yang kaku dan beku, yang hanya pandai mengutip ayat tanpa menanam nilai. NU menolak Arabisasi yang mematikan kebudayaan.

Karena bagi NU, Islam Nusantara bukan kompromi, tapi strategi peradaban. Sebuah jalan tengah yang membebaskan: Islam yang membumi tanpa kehilangan langitnya.

Ketika dunia Islam terpecah antara liberalisme yang kehilangan ruh dan fundamentalisme yang kehilangan akal, NU berdiri tegak membawa panji tawassuth, tasamuh, dan ta’addul moderasi yang bukan netralitas, tapi keberpihakan pada kemanusiaan.

Inilah revolusi yang sesungguhnya, revolusi kesadaran. Revolusi yang mengubah cara berpikir umat, dari dogma menuju daya cipta, dari kebencian menuju kasih sayang, dari kepasrahan menuju keberanian.

NU tidak haus kekuasaan, tapi ia tahu, kekuasaan harus dikuasai agar tidak disalahgunakan. NU tidak menolak modernitas, tapi ia menolak diperbudak oleh modernitas.

Inilah keseimbangan yang hanya dimiliki oleh Islam yang matang, Islam yang telah melewati ujian sejarah dan tetap tegak dengan kepala terangkat.

Nahdlatul Ulama adalah garda depan Islam progresif, benteng terakhir bangsa dari dua bahaya ekstremisme agama dan kapitalisme yang menindas.

Di tangan NU, agama tidak menjadi candu, melainkan daya gerak untuk perubahan.

Maka bagi kami, menjadi Nahdliyin bukan sekadar identitas ia adalah pernyataan sikap ideologis berpihak pada rakyat, pada keadilan, pada kemanusiaan, dan pada cita-cita revolusi Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Selama masih ada ketimpangan, selama masih ada penindasan, selama masih ada kebodohan maka tugas revolusioner NU belum selesai.

NU akan terus bergerak. Dengan kitab di tangan kanan dan cangkul di tangan kiri. Dengan doa di bibir dan tekad di dada.

Karena Islam yang sejati adalah Islam yang membebaskan. Dan itulah Islam Nahdlatul Ulama.

Penulis: Alfat Maulana, S.IP, M.Ikom

*) Wakil Ketua GP Ansor Jakarta Timur

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: GP Ansorislam progresifIslam revolusionermanifesto nahdlatul ulamaNahdlatul UlamaNU
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Olah TKP aksi begal di Trenggalek

Pelaku Aksi Begal di Trenggalek Nyaru Anggota Polisi

fenomena mie instan bikinan orang lain lebih nikmat

Kenapa Mie Instan Bikinan Orang Lain Selalu Lebih Nikmat?

Presiden Lantik Pejabat Badan Pengaturan BUMN, Ini Kewenangannya

Presiden Lantik Pejabat Badan Pengaturan BUMN, Ini Kewenangannya

  • 3 calon sekda Blitar lolos seleksi akhir

    3 Calon Sekda Blitar Lolos Seleksi Akhir, Ini Pesan Bupati

    615 shares
    Share 246 Tweet 154
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15576 shares
    Share 6230 Tweet 3894
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16620 shares
    Share 6648 Tweet 4155
  • Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2924 shares
    Share 1170 Tweet 731
  • Bangun Jalan Baru Pemkab Trenggalek Ngutang Rp20 M

    671 shares
    Share 268 Tweet 168

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist