Bacaini.ID, KEDIRI – Bulan Hantu atau bulan ke-7 Imlek dikenal dalam tradisi masyarakat etnis Tionghoa.
Pada tahun ini Bulan Hantu jatuh pada tanggal 23 Agustus hingga 21 September.
Selama satu bulan penuh gerbang alam arwah diyakini terbuka dan roh orang-orang yang meninggal turun ke dunia.
Selama itu sebagian masyarakat Tionghoa melakukan tradisi sembahyang dan berhati-hati terhadap sejumlah pantangan.
Mereka menghindari bepergian jauh atau tidak berenang.
Puncak perayaan Bulan Hantu adalah Festival Hantu Kelaparan atau Zhong Yuan Jie pada hari ke-15 bulan ke-7.
Dalam kalender masehi tepat pada tanggal 6 September 2025.
Di Indonesia dikenal sebagai Sembahyang Cioko. Tujuan ritual ini adalah memberi persembahan kepada roh agar tidak mengganggu kehidupan.
Tradisi dan Kepercayaan Bulan Hantu Imlek
Bulan Hantu adalah waktu para arwah leluhur turun ke dunia mengunjungi keluarga. Termasuk arwah yang tidak pernah disembahyangi.
Masyarakat etnis Tionghoa selama Bulan Hantu melakukan ritual sembahyang.
Juga memberikan persembahan berupa makanan dan kertas sembahyang agar roh-roh leluhur tidak mengganggu mereka.
Puncak peringatan yang dilakukan pada hari ke-15 adalah hari yang dipercaya para arwah sangat aktif berinteraksi dengan keturunannya.
Terutama pada roh-roh yang kelaparan, yaitu roh yang tidak pernah disembahyangi dan diberi persembahan.
Ritual puncak perayaan Bulan Hantu di tanggal 15 Imlek adalah Sembahyang Cioko.
Biasanya masyarakat etnis Tionghoa mendirikan altar di luar rumah dan membagikan makanan kepada para fakir miskin setelah sembahyang.
Untuk yang beragama Buddha, tradisi ini dikenal sebagai Ullambana, upacara untuk menyelamatkan makhluk yang menderita.
Pantangan dan Makna Bulan Hantu Imlek
Bulan Hantu dipercaya kurang baik untuk beraktivitas tertentu karena banyak roh-roh leluhur berkeliaran.
Karenanya, etnis Tionghoa memiliki beberapa pantangan seperti bepergian, pindah rumah, membuka bisnis baru hingga berenang.
Bulan Hantu memiliki makna mendalam bagi etnis Tionghoa dan umat Buddha.
Selain aspek spiritual, Bulan Hantu mengajarkan generasi untuk berbakti kepada leluhur mereka, tetap menghormati walaupun secara fisik mereka sudah tidak ada.
Bulan Hantu juga dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dengan berbakti pada sesama, berbagi dan menebarkan kasih pada yang lemah.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif