Bacaini.ID, KEDIRI -Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka peluang untuk memanggil Bupati Pati, Sudewo, guna dimintai keterangan dalam penyidikan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan dan pemeliharaan jalur kereta api di wilayah Jawa Tengah.
Kasus yang tengah ditangani KPK ini berkaitan dengan dugaan penerimaan “commitment fee” atau imbalan tertentu dari pihak rekanan proyek yang diduga melibatkan sejumlah pejabat dan kontraktor. Nama Sudewo disebut dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) salah satu tersangka, Renato, yang telah ditahan KPK sebelumnya.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menjelaskan bahwa pemanggilan terhadap Sudewo akan dilakukan apabila keterangan dari yang bersangkutan dinilai relevan dan dibutuhkan untuk menelusuri aliran dana serta mengungkap pihak-pihak yang terlibat dalam perkara tersebut.
“Sudewo merupakan salah satu pihak yang diduga menerima aliran commitment fee. Jika memang dibutuhkan, tentu akan dilakukan pemanggilan untuk dimintai keterangan,” ujar Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.
Sudewo yang sebelumnya menjabat sebagai anggota DPR dari Fraksi Gerindra, disebut menerima dana sebesar Rp8 miliar terkait proyek tersebut. KPK juga telah menyita sekitar Rp3 miliar dari kediaman Sudewo pada tahun 2023. Uang itu sempat ditampilkan sebagai barang bukti dalam persidangan kasus suap proyek DJKA di Pengadilan Tipikor Semarang.
Menanggapi tudingan tersebut, Sudewo membantah telah menerima uang suap dan menyatakan bahwa dana yang disita merupakan gaji dan hasil usaha pribadi. Namun KPK menegaskan bahwa pengembalian uang tidak serta-merta menghentikan proses pidana.
Kasus ini merupakan bagian dari penyidikan besar yang telah menjerat lebih dari 20 tersangka, termasuk pejabat Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan dan pihak swasta. KPK menyatakan proses penyidikan masih terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan adanya tersangka baru.
Penulis: Hari Tri Wasono