Bacaini.ID, KEDIRI – Mitos seputar kesehatan seksual di lingkungan laki-laki seringkali mendapat kepercayaan yang tinggi.
Sayangnya, hal itu juga kerap menimbulkan kecemasan, masalah kepercayaan diri pada pria, hingga gangguan hubungan.
Berikut 5 mitos populer tentang kesehatan seksual pria dan fakta medis yang perlu diketahui:
Ukuran Menentukan Segalanya
Banyak pria percaya bahwa ukuran alat vital adalah penentu utama kepuasan pasangan.
Bahkan banyak pria yang rela melakukan berbagai treatment demi memperbesar ‘ukuran’ mereka. Tak sedikit yang berujung fatal.
Faktanya, kepuasan seksual lebih dipengaruhi oleh komunikasi, koneksi emosional, dan teknik, bukan sekadar ukuran.
Memperlakukan pasangan dengan baik dan bertanggung jawab, lebih membuat pasangan puas secara keseluruhan dengan hubungan mereka.
Pria Harus Selalu Siap Kapan Saja
Ada anggapan bahwa kejantanan pria diukur dari seberapa sering dan cepat ia bisa berhubungan seksual.
Mampu melakukannya hingga ber-‘ronde-ronde’ dalam sehari, seolah memenangkan kompetisi internasional sebagai pria terhebat dan layak dibanggakan.
Faktanya, libido bisa dipengaruhi banyak faktor. Diantaranya stres, kelelahan, kondisi mental, atau hormonal. Ini normal dan manusiawi.
Ejakulasi Dini (ED) = Tidak Jantan
Stigma ini membuat banyak pria malu untuk konsultasi. Seringkali pria yang mengalami masalah ini menyembunyikan kondisinya dan mencoba mencari pengobatan alternatif.
Faktanya, ED adalah kondisi medis yang bisa ditangani secara profesional dengan terapi, teknik relaksasi, atau pengobatan.
Cari bantuan secara medis untuk menangani masalah ED.
Masturbasi Menyebabkan Kemandulan
Ini mitos lama yang belum juga hilang. Bahkan kerap dihubungkan dengan kondisi fisik tertentu.
Misalnya badan menjadi kurus, dengkul kopong dan lainnya yang cenderung tidak rasional.
Faktanya, masturbasi tidak menyebabkan kemandulan jika dilakukan dalam batas wajar. Justru bisa membantu pria lebih mengenal tubuhnya.
Namun juga perlu diingat, aktivitas menyenangkan diri sendiri ini cenderung membuat kecanduan dan dapat menimbulkan efek psikologis yang nyata.
Karenanya, batasi dan kendalikan diri sendiri agar tak terjerumus dalam PMO (Porn, Masturbation, Orgasm).
PMO dapat menjadi masalah serius karena dapat menyebabkan berbagai dampak negatif secara psikologis.
Bahkan beberapa penelitian menemukan korelasi antara PMO dengan disfungsi ereksi dan ejakulasi dini pada pria.
Semakin Tua, Seks Harus Berakhir
Pria usia 40 ke atas sering merasa ‘kadaluarsa’ dan wajar untuk mengurangi aktivitas seksual mereka.
Faktanya, dengan gaya hidup sehat, seksualitas pria bisa tetap aktif hingga usia lanjut. Perlu adaptasi, bukan berhenti.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif