Bacaini.ID, JEMBER – Ada yang berbeda di Lapangan Desa Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo, Sabtu (26/7/2025) kemarin. Ratusan anak-anak tampak asyik bermain egrang, saling menyemangati, tertawa lepas, dan jauh dari layar ponsel. Festival Egrang yang digagas komunitas Tanoker ini rupanya menyita perhatian nasional. Bahkan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronika Tan, datang langsung dan memberikan apresiasi tinggi.
Bagi Veronika, festival ini lebih dari sekadar ajang nostalgia permainan tradisional. “Kegiatan seperti ini penting untuk menghidupkan lagi interaksi sosial anak-anak. Mereka jadi punya ruang untuk bermain dan tumbuh sehat, bukan cuma terpaku pada gadget,” ucapnya.
Menurutnya, pandemi COVID-19 membuat kebiasaan anak berubah drastis. Mereka lebih akrab dengan layar dibanding guru atau buku. “Sekarang yang ngajarin anak-anak itu bukan orang tua atau guru, tapi algoritma. Itu yang bahaya kalau kita tidak dampingi,” katanya serius.
Sekolah Jangan Cuma Fokus Akademik
Wamen PPPA juga mengajak sekolah-sekolah agar tak melulu bicara soal nilai ujian. Permainan tradisional, katanya, bisa jadi media pembelajaran karakter dan kebugaran fisik.
“Anak-anak butuh ruang bermain. Gobak sodor, egrang, bentengan… itu semua membentuk kerja sama dan daya tahan. Ini perlu kita hadirkan lagi di sekolah-sekolah,” jelas Veronika.
Festival yang dihadiri ribuan orang itu memang terasa hidup. Selain parade budaya dan atraksi bambu, anak-anak hingga lansia ikut ambil bagian. Komunitas Tanoker yang menjadi penggerak kegiatan, sudah lama dikenal aktif memperjuangkan isu anak, pendidikan, dan pelestarian budaya.
Kekuatan Komunitas dari Desa
Veronika menyebut komunitas berbasis lokal seperti Tanoker sebagai ujung tombak ketahanan anak. Dari merekalah berbagai program bisa dijalankan—dari pelatihan parenting, melek hukum, sampai pemberdayaan ekonomi.
“Kalau kita ingin jaga anak-anak kita, ya harus kerja bareng. Kementerian saja nggak cukup. Perlu dukungan dari kampus, ibu-ibu PKK, kepala desa, semua,” tuturnya.
Festival Egrang di Ledokombo ini dinilai Veronika sebagai contoh nyata kekuatan gerakan dari bawah. Ia berharap gerakan seperti ini terus menyebar ke daerah lain, dan jadi bagian dari jalan menuju Indonesia Emas 2045.
Penulis : Mega