Bacaini.ID, KEDIRI – Keberadaan Bandara Internasional Dhoho di Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri sudah dikenal luas. Bandara ini menjadi ikon Kabupaten Kediri, selain monumen Simpang Lima Gumul dan Gunung Kelud.
Sempat beroperasi dan menjadi jalur transportasi udara di wilayah Jawa Timur bagian Selatan, Bandara Dhoho digadang-gadang menjadi pendongkrak ekonomi rakyat sekaligus aset Pemkab Kediri.
Meski diresmikan di era pemerintahan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, namun gagasan pendirian bandara ini bukan dari dia. Jauh sebelum Dhito menjadi bupati, ide mendirikan bandara di Kabupaten Kediri sudah dilontarkan oleh Sutrisno.
Ia adalah Bupati Kediri periode 2000 – 2010, yang tercatat meninggalkan banyak bangunan besar. Diantaranya adalah Monumen Simpang Lima Gumul dan kawasan wisata Gunung Kelud.
Di era pemerintahannya, Sutrisno sempat melontarkan ide membangun bandara di Kabupaten Kediri. Bukan sekedar wacana, ide tersebut telah dituangkan dalam feasibility study (FS), yakni studi untuk menilai kelayakan proyek serta semua SDM dan logistik yang telah dipersiapkan. Selain itu, FS juga bisa menganalisis angka return on investment yang akan diraih oleh perusahaan atau pihak penyelenggara.
Setelah mendapat masukan positif, Sutrisno kemudian menyiapkan lahan yang akan menjadi lokasi pembangunan bandara, yakni di Kecamatan Plemahan, Kunjang, Purwoasri, Ngancar, dan Plosoklaten. Lokasi itu berbeda dengan lokasi pembangunan bandara yang saat ini berdiri. Kala itu skema pembangunannya direncanakan dibiayai oleh Pemda Kabupaten Kediri secara multi years.
Namun hingga Sutrisno turun dari kursi kepala daerah tahun 2010, rencana itu tak terealisasi. Perjuangan mendirikan bandara diteruskan di era pemerintahan istrinya Haryanti Sutrisno di periode 2010 hingga 2020. Tahun 2013 Haryanti memasukkan pembangunan bandara masuk dalam pasal 12 Perda No.14/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Itulah tonggak pembangunan bandara di Kabupaten Kediri, yang diresmikan di era pemerintahan Hanindhito Himawan Pramana.
Penulis: Hari Tri Wasono