Bacaini.ID, BLITAR – Jebloknya prestasi kontingen atlet cabang olahraga (cabor) Kabupaten Blitar dalam ajang Porprov IX Jawa Timur 2025 mengundang perhatian legislatif.
DPRD Kabupaten Blitar merasa prihatin. Prestasi yang dicapai di Porprov IX Jawa Timur berada di bawah pencapaian tahun sebelumnya.
Target 7 besar yang dijanjikan Ketua KONI Kabupaten Blitar Beky Herdihansah meleset jauh. Prestasi yang dicapai tidak sesuai ekspektasi.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar Muhammad Rifai menilai perlu adanya evaluasi menyeluruh pada KONI Kabupaten Blitar.
“Perlu adanya evaluasi secara menyeluruh,” ujar Rifai kepada Bacaini.ID Senin (7/7/2025).
Di bawah kepemimpinan Ketua KONI Beky Herdiansah prestasi atlet Kabupaten Blitar dalam ajang Porprov IX Jawa Timur 2025 hanya menempati posisi 14.
Tim kontingen cabor hanya meraup 19 medali emas, 22 perak dan 43 perunggu. Berada di bawah Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Kediri.
Sementara pada tahun sebelumnya, prestasi kontingen cabor Kabupaten Blitar menempati posisi 8. Berhasil mengumpulkan 27 medali emas, 23 perak, dan 39 perunggu.
Ketua KONI Beky Herdihansah sebelumnya sempat menargetkan prestasi 7 besar di Porprov IX Jatim. Wabup Blitar itu juga berani menargetkan prestasi 3 besar pada tahun 2027.
“Faktanya prestasi kita di Porprov telah merosot dibanding sebelumnya, ini yang perlu disikapi,” ungkap Rifai.
Evaluasi Dana Hibah dan Kepemimpinan
Menurut Rifai, anjloknya prestasi kontingen Kabupaten Blitar adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Dan ini terkait kinerja KONI sebagai pengampu para atlet.
Alasan kepengurusan KONI masih baru dan masih masa transisi saat atlet persiapan pra Porprov IX, kata dia bukan alasan.
Sebab KONI di Kabupaten Blitar bukan lembaga baru berdiri. Kepemimpinan baru tinggal melanjutkan dan menyempurnakan program kerja sebelumnya.
“Setidaknya minimal masih bisa mempertahankan prestasi tahun sebelumnya. Ini terkait kepiawaian kepemimpinan,” terang Rifai.
Yang perlu dievaluasi lainnya adalah besaran dana hibah (APBD) untuk KONI yang mencapai Rp 2,7 miliar, lebih besar dari hibah tahun sebelumnya Rp 1,3 miliar.
Informasinya, untuk persiapan (pra Porprov IX Jatim) dan pelaksanaan, dialokasikan Rp 1,6 miliar. Selebihnya untuk pembinaan dan operasional KONI.
Namun apa kenyataannya?, kata Rifai. Prestasi yang dicapai KONI sebagai pengampu sekaligus pembina atlet, tidak berbanding lurus dengan besaran dana hibah yang sudah digelontorkan.
“Legislatif perlu melakukan evaluasi terkait dana hibah KONI,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar Anindya Putra Robertus sebelumnya menjelaskan alasan turunya prestasi di ajang Porprov IX Jawa Timur.
Ia berdalih minimnya waktu persiapan atlet jadi penyebab utama.
Anindya juga menyebut pergantian pengurus KONI juga mempengaruhi, karena persiapan pemberangkatan kontingen hanya punya waktu sebulan.
“Persiapannya sangat pendek. Hanya satu bulan sejak peralihan dari pengurus lama ke yang baru,” ujar Anindya kepada wartawan.
Penulis: Solichan Arif