• Login
  • Register
Bacaini.id
Sunday, December 14, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Preman dan Politik, Kisah Kelam di Balik Kekuasaan Jalanan Indonesia

ditulis oleh Redaksi
5 May 2025 17:51
Durasi baca: 2 menit
Preman dan Politik, Kisah Kelam di Balik Kekuasaan Jalanan Indonesia

Cover buku Politik Jatah Preman. Foto: istimewa

Bacaini.ID, JAKARTA – Di sebuah warung kopi sederhana di pinggiran Jakarta, seorang pria berseragam ormas tengah menarik “uang keamanan” dari pedagang yang terlihat pasrah. Pemandangan ini menjadi salah satu potret nyata yang menarik perhatian Ian Douglas Wilson, peneliti asal Murdoch University, Australia, yang telah menghabiskan lebih dari satu dekade menyelami dunia premanisme dan ormas di Indonesia.

“Preman bukan sekadar sosok berotot dengan tato di lengan. Ini adalah cara bertindak, sebuah bahasa kekuasaan yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia,” ungkap Wilson dalam salah satu tulisannya.

Selama bertahun-tahun penelitiannya, Wilson menemukan bahwa premanisme telah bertransformasi dari sekadar kejahatan jalanan menjadi sistem yang lebih kompleks. Pasca Orde Baru, banyak ormas beralih fungsi menjadi “penyedia jasa keamanan” – sebuah eufemisme untuk praktik pemerasan terorganisir.

Di kawasan industri, ormas-ormas ini menjalankan operasinya dengan taktik yang hampir seragam, yakni mengirim surat permintaan audiensi, menggelar demonstrasi, hingga menuntut jatah pengelolaan limbah atau kuota tenaga kerja. “Ini bukan lagi premanisme jalanan sederhana, tapi sudah menjadi bisnis yang sangat menguntungkan,” tutur Wilson.

Lebih mengkhawatirkan lagi, fenomena ini telah menciptakan apa yang Wilson sebut sebagai “pernikahan yang mudah meledak” antara politik parlemen dan mobilisasi jalanan. Para politisi memanfaatkan kekuatan massa ormas, sementara ormas mendapat legitimasi dan perlindungan politik.

“Bayangkan sebuah sistem di mana kekerasan dan intimidasi menjadi mata uang yang sah dalam transaksi kekuasaan,” jelas Wilson. Ia menyebut fenomena saat ini adalah di mana batas antara legalitas dan ilegalitas menjadi sangat kabur.

Penelitian Wilson juga mengungkap ironi yang menyedihkan, yaitu kelompok-kelompok yang mengklaim memberikan perlindungan justru menjadi sumber ketidakamanan itu sendiri. Bisnis-bisnis kecil terpaksa membayar “uang keamanan” untuk menghindari gangguan, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.

Di balik semua ini, Wilson menemukan akar masalah yang lebih dalam, yaitu kekecewaan pemuda urban yang terpinggirkan. Ormas jalanan dan milisi menjadi wadah bagi mereka yang merasa sistem formal telah mengecewakan, menciptakan tentara jalanan yang siap dimobilisasi untuk kepentingan politik apa pun.

Setelah bertahun-tahun penelitian, Wilson menyimpulkan bahwa premanisme di Indonesia bukan sekadar masalah penegakan hukum, melainkan cermin dari ketimpangan sosial yang lebih luas. “Selama ada kesenjangan kekuasaan dan ekonomi yang begitu besar, premanisme akan terus ada,” tutupnya.

Kisah ini mungkin tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Namun penelitian Wilson membuka mata kita tentang kompleksitas masalah yang selama ini kita anggap sederhana. Di balik sosok-sosok garang berseragam ormas, tersembunyi cerita tentang kekuasaan, politik, dan perjuangan untuk bertahan hidup di tengah ketimpangan sosial yang semakin menganga.

Jika ormas dalam teori politik merupakan salah satu kekuatan politik, maka premanisme yang dibungkus dalam sebuah organisasi masyarakat juga menjadi kekuatan politik baru untuk digunakan partai politik, penguasa, pemerintah dan pengusaha untuk kepentingan mereka.

Penulis : Danny Wibisono
Editor : Hari Tri Wasono

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: douglas wilsonormaspolitikpreman
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

warna fashion 2026

Warna-warna yang Bakal Ngetren di Tahun 2026

penumpang daop 7 madiun

KAI Daop 7 Madiun Tambah Rangkaian KA Untuk Nataru

keripik kentang

Keripik Kentang Pertama Tercipta dari Rasa Jengkel, Ini Kisahnya

  • sekda tulungagung hilang misterius

    Sekda Tulungagung Hilang Misterius Pasca Dilorot Jadi Kadis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ponorogo Punya 3 Destinasi Wisata yang Bikin Pengunjung Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resep Bumbu Bali, Kuliner Pedas yang Bukan Berasal dari Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist