Bacaini.ID, KEDIRI – Kucing berbulu hitam punya sejarah tersendiri di dunia.
Pada masa silam kucing hitam jadi simbol spiritual dan secara umum berperan besar dalam kebudayaan dunia.
Puncak popularitas kucing hitam berlangsung pada jaman Mesir Kuno.
Dewi Kucing, Bastet, digambarkan sebagai sosok manusia perempuan berkepala kucing.
Sejarah Kucing domestik
Kucing domestik atau kucing peliharaan awalnya adalah hasil dari menjinakkan kucing liar.
Mengutip dari World History, kucing liar pertama kali dijinakkan oleh para petani Mesopotamia sekitar 12.000 SM.
Pada saat yang sama mereka juga mulai menjinakkan anjing, domba dan kambing untuk kepentingan kehidupan.
Spekulasi dari para ahli, kucing dijinakkan untuk membantu petani mengatasi hama tikus.
Kucing Era Mesir Kuno
Masa keemasan kucing ada pada kucing hitam. Pada tahun 2800 SM masyarakat Mesir Kuno sangat mencintai kucing bahkan memujanya.
Dewi kucing, Bastet, dianggap sebagai pelindung dari roh jahat dan penyakit.
Kucing peliharaan diyakini membawa keberuntungan bagi pemiliknya dan dianggap ajaib.
Kucing hitam memiliki tempat istimewa bagi masyarakat Mesir.
Kucing diperlakukan seperti bangsawan, diberi perhiasan, dan diberi makan dengan baik. Beberapa kucing bahkan dimumikan setelah mati.
Ada hukuman berat bagi yang melukai atau membunuh kucing, termasuk dijatuhi hukuman mati.
Ditemukan banyak artefak seni dari Mesir kuno yang menghormati kucing, mulai dari lukisan hingga patung yang dapat dilihat di museum seni di seluruh dunia.
Awal Abad Pertengahan
Pada abad ke-8, para pelaut dan nelayan menggunakan kucing hitam sebagai teman berlayar sekaligus simbol keberuntungan.
Dikutip dari Be Chewy, kucing bagi pelaut saat itu juga sebagai alat paling efektif untuk mengusir tikus dari kapal.
Perilaku kucing juga diyakini jadi penanda cuaca. Misalnya, kucing yang mendengkur dipercaya sebagai tanda cuaca buruk akan datang.
Kucing bersin tanda hujan akan datang. Jika kucing terlihat santai menjilati badannya, pelaut meyakini cuaca akan cerah.
Abad Pertengahan Era gelap kucing hitam
Abad Pertengahan di Eropa jadi masa kegelapan bagi kucing.
Dalam mitologi Celtic, Cat-sith adalah makhluk sejenis peri berbentuk kucing hitam besar dengan bintik putih di dadanya.
Cat-sith dinarasikan dapat mencuri jiwa dan dapat berubah menjadi manusia 9 kali.
Pada abad ke-12, masyarakat Eropa meyakini setan dan iblis turun sebagai kucing hitam.
Perempuan yang memelihara kucing dianggap sebagai penyihir.
Reputasi kucing mengalami penurunan lebih serius setelah Paus Gregorius IX (1227-1241 M) mengeluarkan bulla kepausan yang dikenal sebagai Vox in Rama pada tahun 1233 M.
Isinya mengutuk kucing sebagai makhluk jahat dan bersekutu dengan setan. Akibatnya terjadi pembantaian besar-besaran pada kucing, terutama kucing hitam.
Tumpasnya banyak kucing inilah yang diduga menjadi penyebab Wabah Hitam pada tahun 1348 M.
Sebab turunnya populasi kucing berakibat tikus merajalela dan menyebarkan penyakit.
Abad-18 kembalinya popularitas kucing
Ratu Victoria dari Britania Raya adalah tokoh yang menyelamatkan kucing dari stigma negatif masa itu.
Reformasi Protestan jadi jalan ambruknya dogma gereja termasuk berubahnya pandangan soal kucing yang sebelumnya dikaitkan dengan kekuatan iblis.
Ratu Victoria pun memelihara dua ekor kucing Persia. Kecintaan Ratu Victoria pada kucing diikuti oleh rakyat yang kemudian populer hingga Amerika Serikat.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif