Bacaini.ID, KEDIRI – Pasangan manipulatif bisa dikenali melalui tanda-tanda yang khas.
Mereka biasa menggunakan distorsi mental dan eksploitasi emosional untuk memengaruhi sekaligus mengendalikan orang lain.
Seorang manipulatif tahu kelemahan korbannya dan menggunakannya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Berikut ciri pasangan manipulatif yang harus diketahui, dikutip dari Very Well Mind.
Gaslighting
Gaslighting adalah manipulasi psikologis yang membuat korbannya meragukan diri sendiri, ingatan, atau realitasnya.
Frasa yang sering diucapkan seperti “Aku ga pernah ngomong begitu”, “Kamu terlalu sensitif” dan kalimat sejenisnya yang mengandung unsur penyangkalan.
Beberapa ciri gaslighting di antaranya memutarbalikkan fakta, meremehkan perasaan, berbohong terang-terangan, atau memberi harapan palsu.
Perilaku ini membuat korban merasa tidak layak mengekspresikan diri, dan merasa bahwa emosi yang mereka rasakan tidak valid.
Perilaku Pasif-Agresif
Orang yang berperilaku pasif-agresif seringkali tidak mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
Mereka menghindari konflik langsung namun bersikap tertentu untuk mengekspresikan emosi negatifnya.
Sarkasme bisa menjadi tanda dari komunikasi pasif-agresif. Selain itu, sengaja mengingkari janji penting, melakukan gerakan dramatis seperti cemberut atau menatap sinis.
Orang dengan perilaku pasif-agresif seringkali menggunakan reaksi emosional yang tidak dewasa untuk memancing pasangannya, bertanya apa yang salah tanpa langsung mengungkapkan.
Berbohong dan Menyalahkan
Seseorang yang manipulatif secara emosional kemungkinan besar akan menghindari tanggung jawab atas tindakannya.
Mereka mungkin secara terang-terangan berbohong atau membesar-besarkan sesuatu untuk menggambarkan diri mereka secara lebih positif.
Mereka bahkan mungkin menyalahkan pasangannya dan membuatnya meragukan diri sendiri.
Love Bombing
Merupakan tindakan yang berlebihan dalam menunjukkan rasa sayang.
Love bombing bisa menjadi salah satu bentuk manipulasi untuk mendapatkan kepercayaan penuh orang lain.
Membombardir pasangan dengan kalimat mesra atau bunga mawar tiap hari, menunjukkan kemesraan di depan umum terus menerus, atau bahkan menuntut komitmen lebih awal seolah takut kehilangan.
Sikap cinta berlebihan ini seringkali menjadi taktik yang digunakan dalam hubungan yang berujung kekerasan.
Polanya adalah berbuat kesalahan kemudian meminta maaf, menghujani pasangan dengan hadiah atau bersikap super manis.
Mereka seolah menyesal, namun mengulangi lagi kesalahan yang pernah dilakukan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif