Bacaini.ID, BLITAR – Penggemar ampog di Blitar, Jawa Timur tentu tak asing dengan warung Pak Super. Meski berada di pinggiran Kabupaten Blitar, pengunjung warung ini berasal dari berbagai kota.
Ampog adalah makanan olahan dari jagung. Seperti layaknya nasi, menyantap ampog sama kenyangnya meski memiliki kadar gula rendah. Makanan ini sangat direkomendasikan untuk pengidap diabetes atau sekedar menjaga kadar gula dalam tubuh.
Tak seperti makanan sehat lain yang kurang menggugah selera, cita rasa ampog di warung Pak Super ini cukup istimewa. Memadukan dengan aneka jenis ikan tawar seperti patin, lele, nila, kutuk, bader dan gurami, warung di Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar ini tak pernah kehilangan pengunjung. Nama warungnya Eka Rasa.
Warungnya sederhana, jauh dari konsep restoran atau rumah makan menengah atas. Memanfaatkan dua kios yang digabung menjadi satu, warung ampog ini disetting penuh lampu untuk menarik pengunjung. Sehingga tak heran jika di sepanjang jalan bus Blitar – Tulungagung itu, warung ampog Pak Super terlihat paling bersinar.
Menjiplak konsep rumah makan Padang yang menempatkan menu masakan di depan, Pak Super menata deretan baskom berisi aneka ikan di balik etalase kaca di depan warung. Hal ini memudahkan pengunjung untuk langsung memilih ikan apa yang disukai sebagai lauk ampog. “Ampog memang enak disandingkan lauk ikan kuah santan pedas,” kata Prih Supandi atau Prihandoko, pemilik warung ini kepada Bacaini.ID.
Pria yang populer disapa Pak Super ini menjalankan usahanya bersama istri. Pasangan ini memasak sendiri seluruh menu yang disajikan untuk menjaga mutu dan kualitas makanan.
Untuk membuat nasi ampog yang enak seperti warungnya, dia menyarankan untuk mengikuti tahapan berikut. Diawali dengan memilih biji jagung pipil yang matang dan berkualitas bagus, jagung yang sudah dipecahkan itu direndam dalam air hingga delapan jam. Selain melunakkan jagung, perendaman ini untuk memisahkan bagian luar biji jagung.
Selanjutnya jagung ditiriskan dan diguyur dengan air. Setelah bersih, biji jagung tersebut dikukus menggunakan perapian tungku kayu. “Saya pernah mencoba memakai peralatan elektronik, bentuk dan rasanya berbeda,” tutur Pak Super.
Dia mengklaim semua orang bisa membuat nasi ampog. Namun tak banyak yang bisa mengolah jagung menjadi ampog yang enak seperti caranya. Teknik memasak ini diperoleh dari ibunya yang lebih dulu merintis usaha warung ampog sejak tahun 1985 silam.
Pak Super mengambil alih usaha tersebut di tahun 2000. Dia meneruskan cara memasak ibunya dan menjaring konsumen lebih luas hingga sekarang. Termasuk menambah varian ikan air tawar yang diolah dengan kuah santan pedas.
Santan yang dibuat sangat kental dan gurih. Rasa pedas berasal dari cabe utuh yang dimasukkan di dalam kuah, dan turut disajikan kepada pengunjung. Jadi jangan heran jika kita memesan satu porsi ampog di tempat ini, akan dipenuhi cabe hijau gilik yang sangat pedas jika terkunyah.
Soal pengunjung tak perlu diragukan lagi. Deretan motor dan mobil berjajar mulai sore hingga malam di depan warung, berasal dari berbagai kota. Salah satu pelanggan setianya adalah keluarga Bupati Kediri Haryanti Sutrisno. “Beliau pernah membawakan saya TV untuk diletakkan di warung,” kata Pak Super.
Penulis: Hari Tri Wasono