• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, June 19, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Profil Suryopranoto, Darah Biru yang Istiqomah Menggasak Feodalisme

ditulis oleh Editor
13/01/2025
Durasi baca: 4 menit
536 6
0
Profil Suryopranoto, Darah Biru yang Istiqomah Menggasak Feodalisme

Profil Suryopranoto, Darah Biru yang Istiqomah Menggasak Feodalisme.(foto/ist)

Bacaini.ID, KEDIRI – Kata-kata cemoohan “inlander goblok” atau “inlander pemalas” kerap ia dengar sejak kecil, dan itu selalu membuat kupingnya memerah.

Bagi Suryopranoto cacian yang terlontar dari mulut sinyo-sinyo (anak Belanda) maupun indo itu artinya undangan untuk berbaku hantam.

Ia selalu bergegas di posisi terdepan membela sesama pribumi. Lahir dengan nama Iskandar 11 Januari 1871, Suryopranoto merupakan cucu Pakualam III.

Tokoh pergerakan masa pra kemerdekaan ini merupakan kakak kandung Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara.

Meski terlahirsebagai ningrat (bangsawan) di lingkungan jantung feodalisme, Suryopranoto tidak pernah membanggakan nasab (keturunan) darah birunya.

KPA Suryaningrat, ayahnya, melalui sastra piwulang telah mengajarinya sejak kecil untuk selalu mencintai rakyat.

Pandangan feodalisme yang selalu memandang manusia dalam kluster-kluster sosial berdasarkan nasab dan ekonomi, dibuangnya jauh-jauh.

Termasuk menggugat dalam pikiran tradisi dodok sembah, yakniadat berjalan dalam posisi jongkok dan menyembah saat hendak menghadap raja.

Tradisi priyayisme yang dalam perjalanannya kemudian dispekulasikan diadopsi lingkungan pesantren, termasuk pemberian gelar Gus,

“Bagaimana mungkin seorang raja dan keluarganya mengayomi kawula (rakyat) seperti diajarkan piwulang, jika rakyat masih ditempatkan seperti budak?”.

Tidak kaget kalau Suryopranoto kemudian secara radikal membuang gelar “Raden Mas” yang sebelumnya selalu tersemat di depan namanya.

Keberpihakannya kepada kaum mustadhafin, kaum tertindas utamanya buruh dan tani kian kental ketika aktif di Sarekat Islam (SI) Yogyakarta.

Ia memimpin Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB), organ federasi kaum buruh yang berdiri akhir Desember 1919.

Pada pertengahan 1920, nyaris seluruh pabrik gula dan perkebunan di Jawa, muncul aksi-aksi pemogokan buruh. Di antaranya pabrik gula, tapioka dan kayu di Malang.

Kemudian pabrik gula di Surabaya, Madiun, Tegal, Pati, Pekalongan dan sebagainya.

Di tangan Suryopranoto, mogok jadi senjata utama kaum buruh. Sampai-sampai pers Belanda menjulukinya de staking konig, raja pemogokan atau raja mogok.  

“Saudara-saudara! Perkelahian yang akan datang ini amat hebat dan penting! Di sini keperluan kita akan dipastikan mati atau hidup. Karena itu kita mesti tetap gerak mogok, tidak was-was hati, kecil hati atau takut sedikit saja,” demikian seruan Suryopranoto.

Berikut profil singkat Suryopranoto:

Nama Lengkap: Raden Mas Suryopranoto

Tanggal Lahir: 11 Januari 1871

Tempat Lahir: Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta

Wafat: 15 Oktober 1959, Cimahi Jawa Barat

Julukan: “Raja Mogok”

Julukan ini diberikan karena Suryopranoto sering memimpin aksi-aksi mogok kerja untuk memperjuangkan hak-hak buruh.

Pendidikan dan Karier

Suryopranoto menempuh pendidikan di sekolah kolonial Belanda dan menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu sosial sejak muda.

Ia aktif dalam dunia pendidikan dan bekerja sebagai guru, memperjuangkan akses pendidikan yang lebih baik untuk rakyat pribumi.

Peran dalam Pergerakan Nasional

Organisasi: Suryopranoto aktif dalam beberapa organisasi seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam. Namun, ia lebih dikenal melalui perannya dalam pergerakan buruh.

Aktivisme Buruh: Ia sering memimpin mogok kerja sebagai bentuk protes terhadap eksploitasi buruh oleh penguasa kolonial dan perusahaan-perusahaan Belanda.

Perjuangan: Ia mendukung ide-ide kemerdekaan Indonesia dan menggunakan jalur organisasi serta pendidikan untuk membangkitkan kesadaran rakyat.

Kiprah dan Warisan

Suryopranoto adalah salah satu tokoh yang memperjuangkan hak-hak kaum buruh pada masa kolonial.

Ia menjadi inspirasi bagi gerakan buruh Indonesia dan dianggap sebagai pionir dalam menyuarakan keadilan sosial.

Editor: Solichan Arif

Disclaimer: Artikel ini ditulis dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hubungi redaksi Bacaini.ID jika ada yang perlu dikoreksi untuk penyempurnaan tulisan kami.

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: bacaini.idberita sejarahfeodalismeprofilsuryopranoto
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Ratusan Sopir di Trenggalek Tolak Razia ODOL, DPRD: Masuk Akal

Ratusan Sopir di Trenggalek Tolak Razia ODOL, DPRD: Masuk Akal

Sekda Trenggalek Datangi Mendagri Minta 13 Pulau Dikembalikan

Sekda Trenggalek Datangi Mendagri Minta 13 Pulau Dikembalikan

Sejarah Mesin Cetak Dimulai dari Mencetak Kitab Suci

Sejarah Mesin Cetak Dimulai dari Mencetak Kitab Suci

  • Insiden Makan Siang Wapres Gibran di Blitar: Paspampres Halau 3 Mahasiswa

    Insiden Makan Siang Wapres Gibran di Blitar: Paspampres Halau 3 Mahasiswa

    979 shares
    Share 392 Tweet 245
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15340 shares
    Share 6136 Tweet 3835
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16581 shares
    Share 6632 Tweet 4145
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10858 shares
    Share 4343 Tweet 2715
  • Wapres Gibran Bermalam di Blitar, Awali Lawatan Sowan Gus Iqdam

    618 shares
    Share 247 Tweet 155

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist